Tuesday, May 31, 2016

Sejarah Islam di Amerika





PENDAHULUAN


Latar Belakang


Jauh sebelum Columbus menemukan daratan Amerika tercatat Muslim telah terlebih dulu menjelajahinya. Seperti yang dipaparkan para ahli geografi dan intelektual dari kalangan Muslim mencatat perjalanan ke benua Amerika adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369).

Bahkan menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871-957) menerangkan bahwa Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad yang hidup semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888-912) berlayar dari Delba (Palos) Andalusia (Spanyol) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya ‘Ard Majhoola’, dan kemudian kembali dengan membawa hasil jual beli berbagai barang-barang yang menakjubkan.

Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan untuk mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik  yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.

Sedang Christopher Colombus menyeberangi Samudera Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492. Perjalanan tersebut didanai oleh Ratu Isabella dari Castilian Spanyol. Setelah ratu tersebut berhasil menaklukkan Andalusia. Ia percaya bahwa Bumi berbentuk bola kecil, dan beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.

Colombus menjejakkan kakinya di Amerika di akhir abad ke-15 Masehi. Lima abad sebelum Colombus tiba, para pelaut Muslim dari Granada dan Afrika Barat sudah menjejakkan kaki di daratan-benua yang masih perawan dan hanya ditinggali oleh suku-suku asli yang tersebar di beberapa bagiannya.


PEMBAHASAN


Masuknya Islam Ke Amerika

S
ejarah Islam di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16, dimana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di Amerika lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada akhir abad ke 19. Migrasi Muslim ke Amerika ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut "gelombang", sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.

Populasi Muslim di Amerika Serikat telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, dimana sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk Amerika - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya

Estevánico dari Azamor mungkin telah menjadi Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Estevanico adalah orang Berber dari Afrika Utara yang menjelajahi Arizona dan New Mexico untuk Kerajaan Spanyol. Estevanico datang ke Amerika sebagai seorang budak penjelajah Spanyol pada abad ke 16, Álvar Núñez Cabeza de Vaca.

Selama tahun 1520-an telah didatangkan budak ke Amerika Utara dari Afrika. Diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa dikirim ke daerah ini atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang ada. Diperkirakan sekitar 50% budak atau tidak kurang dari 200 ribu jiwa budak yang didatangkan berasal dari daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam.

Menurut sumber lain, kedatangan paling awal imigran Muslim adalah antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan pedesaan, yang sekarang menjadi Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Daerah ini dulunya dikenal sebagai Suriah Raya yang diperintah oleh Kekaisaran Ottoman. Setelah Kekaisaran Ottoman runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi gelombang kedua imigrasi kaum Muslim dari Timur Tengah, dimana dalam periode ini pula dimulainya kolonialisme Barat di Timur Tengah. Pada tahun 1924, aturan keimigrasian AS disahkan, yang segera membatasi gelombang kedua imigrasi ini dengan memberlakukan "sistem kuota negara asal". Periode imigrasi ketiga terjadi pada 1947 sampai 1960, dimana terjadi peningkatan jumlah Muslim yang datang ke AS, yang kini berasa dari negara-negara di luar Timur Tengah. Gelombang keempat kemudian terjadi pada tahun 1965 disaat Presiden Lyndon Johnson menyokong rancangan undang-undang keimigrasian yang menghapuskan sistem kuota negara asal yang sudah bertaha lama.


Thomas Jefferson dan Muslim



Jauh sebelumnya bangsa Amerika lahir, seorang warga penduduk Amerika di bawah pemerintahan Kolonial Kerajaan Inggris Raya, bernama Thomas Jefferson mencita-citakan berdirinya Negara Amerika dimana warganya bukan saja eks keturunan asal Eropah yang berimigrasi ke benua Amerika saja, tapi juga disebutkan inklusif (termasuk) Muslim, kendatipun kehadiran Muslim di tanah Amerika ketika itu tidaklah ‘masuk hitungan’ - tidak menentukan.

Hal seperti yang disebut diatas diketahui sebagaimana yang diungkapkan dalam buku Denise A. Spellberg yang berjudul “Thomas Jefferson’s Qur’an – Islam and Founders”, Denise A. Spellberg mengungkapkan sedikit dimensi yang diketahuinya tapi penting dari kisah kebebasan beragama Amerika - sebuah drama di mana Islam memainkan peran yang mengejutkan.

Pada tahun 1765, sebelas tahun sebelum Thomas Jefferson menyusun Deklarasi Kemerdekaan yang kemudiannya menjadi President ke-3 Amerika Serikat, Thomas Jefferson membeli Kitab Suci Al-Qur'an. Ini adalah hanya sebagai tanda awal minatnya yang kemudian seumur hidupnya mendalami (ajaran) Islam. Selanjutnya berusaha untuk mendapatkan buku-buku lainnya yang berbahasa Timur Tengah (bahasa Arab) tentang sejarah dan perjalanannya. Kemudian mencatat banyak tentang Islam yang berkaitan dengan hukum umum Inggris. Jefferson berusaha untuk memahami Islam meskipun dalam hal ini mengabaikan iman-agama yang dipegangnya, sebagaimana layaknya tidak seperti itu di kalangan orang-orang Protestan sezamannya baik di Inggris maupun Amerika. Tapi tidak seperti kebanyakan dari mereka, bagi Jefferson pada tahun 1776 yaitu tahun proklamasi kemerdekaan Amerika  ia membayangkan Muslim sebagai warga masa depan negara barunya yaitu Amerika Serikat.


Masjid

Masjid adalah tempat ibadah utama bagi seorang Muslim. Di AS, ada sekitar 1.209 Masjid di tahun 2000 menjadi 2.106 Masjid tahun 2010, meningkat 74% [Wikipedia], dimana yang terbesar adalah Islamic Center of America yang terletak di Dearborn, Michigan. Dibangun pada 2005, Masjid ini dapat menampung lebih dari 3.000 jamaah yang terus tumbuh di wilayah itu. Hanya kurang dari 100 unit yang benar-benar dari awal dirancang sebagai Masjid, kebanyakan jamaah Islam di AS pada awalnya beribadah di bangunan-bangunan yang semula didirikan untuk tujuan lain, seperti bekas stasiun pemadam kebakaran, teater, gudang, dan toko.

Suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 (The American Mosque 2011) yang disponsori oleh  Hartford Institute untuk riset keagamaan, The Association of Statistic of American Religion Bodies sebagaimana yang dilakukan juga oleh ISNA dan CAIR ditemukan Masjid di New York sebanyak 257, California sebanyak 246, dan Texas sebanyak 166. [Wikipedia]

Demografi

Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama pada orang yang dicatat di dalamnya. Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat mengenai jumlah Muslim di AS. Menurut sumber yang sama, imigran Asia Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab (25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing 2%). Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007) penduduk AS, jumlah ini sama dengan 3.011.399,47

Menurut Lembaga Survey Pew pada tahun 2007, dua pertiga Muslim di AS adalah keturunan asing. Di antara mereka telah bermigrasi ke AS sejak tahun 1990. Sedangkan sepertiga dari Muslim AS adalah penduduk asli yang beralih ke Islam, dan keturunan Afro Amerika. Pada tahun 2005, menurut New York Times, lebih banyak lagi orang dari negara-negara Muslim yang menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.

Sedangkan menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR), jemaah masjid Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).

Persebaran georgrafi

Komunitas Muslim pertama berada di Midwest. Di Dakota Utara, kaum Muslim berkumpul untuk salat berjamaah pada tahun-tahun pertama era 1900-an; di Indiana, sebuah pusat kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar Rapids, Iowa, adalah rumah bagi Masjid tertua yang masih digunakan hingga sekarang. Daerborn, Michigan, dipinggiran Detroit, adalah tempat Muslim Sunni dan Syiah dari banyak negara Timur Tengah. Bersama umat Kristen dari Timur Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk komunitas Arab-Amerika terbesar di negara ini. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, diluar Boston, menyediakan lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak tahun 1800-an. Di New England juga telah dibuat sebuah Islamic Center, yang kini menjadi kompleks Masjid besar untuk beribadah bagi para pelaku bisnis, guru, profesional, serta pedagang dan buruh. Di New York, Islam telah hadir dan muncul selama lebih dari satu abad.

Rumah pertama yang lain bagi imigran Muslim adalah Chicago, Illinois, dimana beberapa orang menyatakan jumlah Muslim yang tinggal disini pada awal 1900-an adalah yang terbanyak di antara kota-kota lain di AS. Lebih dari 40 kelompok Muslim telah berdiri di kawasan Chicago. Di Los Angeles dan San Fransisco, California, juga telah menjadi pusat komunitas Muslim yang besar di AS. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas Muslim terbesar di AS. Jumlah Masjid di California juga adalah yang terbanyak di AS, yakni sekitar 227 Masjid pada tahun 2001.

Penjara

Penjara bisa jadi adalah penyokong terhadap pertumbuhan Islam di AS. Perkiraan resmi menyatakan bahwa persentase dari narapidana Muslim adalah sekitar 15-29% dapi populasi penjara. Diperkirakan, sekitar 80% dari narapidana berpindah agama ke Islam. Populasi narapidana Muslim telah mencapai 350 ribu jiwa (pada 2003) dengan pertambahan sekitar 30 ribu hingga 40 ribu setiap tahunnya. Kebanyakan narapidana yang berpindah ke Islam adalah keturunan Afrika.
Menurut Dr. Mikhail Waller, golongan Islamis radikal, yang dicurigai oleh pemerintah AS, menjadi perekrut di dalam penjara untuk menjadikan pengikutnya sebagai kader demi mendukung mereka dalam usaha-usaha anti Amerika

Perekonomian

Pada awalnya, imigran Muslim yang datang ke AS bekerja sebagai budak, tapi kini tidak sedikit yang bekerja sebagai seorang profesional. Pekerjaan lain yang dilakoni oleh Muslim di AS adalah guru, tentara, penjaga toko, sopir taksi, dokter, wiraswasta, buruh, dan pekerjaan lainnya.

Karena dalam Islam perbuatan riba diharamkan oleh agama, sebagian Muslim merasa kesulitan ketika harus mendanai dan mengembangkan usahanya. Sebagian besar lembaga keuangan dan perbankan di AS masih bersifat konvensional, dimana mereka menerapkan sistem berbunga. Namun sejak beberapa tahun lalu, sebagian lembaga keuangan dan korporasi mulai mencari cara untuk membantu Muslim AS. Beberapa program pendanaan lokal ala Islam baru-baru ini telah dimulai atau sedang dalam tahap perencanaan:

●Korporasi Pengembangan Komunitas Phillips (Phillips Community Development Corp.) maupun Badan Pengembangan Komunitas Minneapolis (Minneapolis Community Development Corp.), masing-masing telah memberi dana bagi pemiliki usaha Islam dengan biaya administrasi sebagai pengganti bunga.
●Konsorsium Minneapolis dari Para Pengembang Komunitas (Minneapolis Consortium of Community Developers) telah menyediakan dua pendanaan berdasarkan biaya untuk usaha-usaha Islami sebagai proses awal.
● Delsan Auto Dealer, tempat usaha mobil bekas miliki seorang Somalia, menyediakan pendanaan bebas bunga kepada pelanggannya.
● Kelompok Twin Cities sedang berupaya untuk membentuk perserikatan kredit secara Islam.
Bank-bank seperti Wells Fargo & Co. dan University Bank tengah mencari jalan bagaimana mereka bisa membantu usaha Islam.


Sejarah Islam di Amerika Tentang Suku Indian Muslim Sebelum Columbus

Ternyata sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang katanya penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum kedatangan Columbus yang meng-klaim sebagai penemu Amerika. Fakta yang paling gampang ditemui nama serupa dengan kota suci umat Islam seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada, dan beberapa nama seperti California (Caliph Haronia), Alabama (Alah Bumnya), Arkansas (Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh), T Allah Hassee (Tallahassee), Alhambra, Islamorada dan sekitar 500 nama kota lainnya berasal dari kata Arab.


Distorsi Sejarah Islam Amerika

Sejarah resmi selama ini mengatakan bahwa Christopher Columbus-lah yang menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini ternyata tidak benar. Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius Amerika.

Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian Muslims in America”.

Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929-961), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.”

Granada, benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada tahun 1492. Pada pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam terhadap orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik, yang terkenal dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition. Pada masa itu keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu:

● Pertama, yang tidak mau beralih agama. Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu salib.
● Kedua, beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka itu diawasi pula apakah memang berganti agama secara serius atau tidak. Kelompok orang Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano.
● Ketiga, melarikan diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok imigran gelombang kedua di negeri baru itu.

Penganiayaan itu mencapai puncaknya semasa Paus Sixtus V (1585-1590). Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang menyangkut inkusisi ini. Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada tahun 1539 melarang penduduk bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi di kayu sula itu. Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543, dan disertai perintah pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Spanyol di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543 (dekrit kedua). Ada banyak literatur yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu antara lain:

● Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi merupakan seorang pakar sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957. Dalam karyanya yang berjudul “Muruj adh-Dhahab wa Maad al-Jawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya dengan al-Ardh Majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab].
Loe Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the Discovery of America” (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara, termasuk Canada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
● Geografer dan pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon (Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu, betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
● Columbus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis mampu melayari menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah karena bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abul Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu, dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1362-1366), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465). (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
● Para antropologis telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde Ahmad: Islam in Early North and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
● Columbus menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, sementara ia berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara pantai Cuba, Columbus menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta tulisan ayat Al Quran telah didapatkan di berbagai tempat seperti Cuba, Mexico, Texas, dan Nevada. (Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950)
● Dr. Barry Fell dari Harvard University menulis bahwa fakta-fakta ilmiah telah menunjukkan bahwa berabad-abad sebelum Columbus, telah bermukim kaum Muslimin di Benua Baru dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan Hickison Summit Pass (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana) dalam tahun-tahun 700-800. (FellL, Barry: Saga America, New York, 1980] dan GYR,DONALD: Exploring Rock Art, Santa Barbara, 1989)


Jejak Peninggalan Muslim Amerika

Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.

Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.

Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol.

Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh.

Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada.

Ketika Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada 12 Oktober 1492, pulau itu sudah dinamai Guanahani oleh penduduknya. Kata ini berasal dari bahasa Mandika yang merupakan turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan oleh Columbus bahwa penduduk asli di sini bersahabat dan suka menolong. Guana, yang hingga hari ini masih banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika Tengah, Selatan dan Utara, berasal dari kata Ikhwana yang berarti ’saudara’ dalam bahasa Arab.

Guanahani berarti tempat keluarga Hani bersaudara. Namun Columbus dengan seenaknya menamakan tempat ini sebagai San Salvador dan merampas kepemilikan pulau itu atas nama kerajaan Spanyol. Columbus dalam catatannya menuliskan bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat rerunrtuhan masjid dan menaranya lengkap dengan tulisan ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga di Mexico, Texas, dan Nevada.

Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berangkat dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286-1307), penguasa keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Mroeh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.

Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) mencatat berbagai ekpedisi ini dengan cermat. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu. Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285-1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.

Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I (1517). Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara akurat.


Indian dan Muslim

Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco.

Berlainan dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat selama ini, Sequoyah selalu mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab seperti ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870

Orang-orang Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Seperti penuturan seorang kepala suku Ohiyesa: In the life of the Indian, there was only inevitable duty -the duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Di dalam Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah swt.

Ahli sejarah seni Jerman, Alexander Von Wuthenau, dalam buku klasiknya “Unexpected Faces in Ancient America” (1975); serta Ivan Van Sertima dengan buku “They Came Before Columbus” (1976) dan juga mengedit buku “African Presence In Early America” di mana intelektual Perancis abad ke-19 Brasseur de Bourboug di situ mengungkapkan keberadaan orang-orang Islam di Amerika tengah, yang juga didukung essei dari P.V. Ramos dalam buku yang sama tentang keberadaan ‘Mohemmedans’ di Karibia (Carib) yang dijumpai Columbus. Beberapa literature lainnya yang bisa ditelusuri tentang hal yang sama antara lain dari ahli arkeologi dan linguis Howard Barraclough (Barry) Fell berjudul “Saga America” (1980); Colin Taylor (editor) “The Native Americans” (1991); dan orientalis Inggris De Lacy O’Leary yang menulis “Arabic Thought and It’s Place In Western History” (1992).

Salah satu buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karya Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya, menemukan adanya peta empat buah pulau di Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuane Pissigano, kartografer dari Venesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Columbus mendarat di Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puerto Rico dan Guadalupe. Menzies juga mengemukakan bahwa Laksamana Zheng He (Ceng Ho), seorang Lkasamana Cina Muslim, telah mendarat di Amerika pada tahun 1421, 71 tahun lebih awal ketimbang Columbus. Lima abad sebelumnya, Khaskhas Ibn Saeed Ibn Aswad pun telah menjejakkan kaki di Amerika. Jelas, penemu Amerika sama seklai bukan Colombus, tetapi para pionir pelayaran dunia, yakni pelaut-pelaut Islam yang ulung.


Sejarah Perkembangan Islam Di Amerika Serikat

Gerakan Ahmadiyah dalam Islam, sebuah komunitas ortodoks internasionaal, adalah organisasi pertama yang berhasil menyelenggarakan upaya memperkenalkan Islam di Amerika Serikat dan paling sukses di antara Afro-Amerika.

Mubaligh-mubaligh dikirim ke Amerika oleh Gerakan Ahmadiyah untuk menyebarkan Islam, yang pertama adalah Mufti Muhammad Shadiq, yang menginjakkan kaki di Amerika pada 15 Februari 1920. Muhammad Sadiq menjadi dekat dengan “Universal Negro Improvement Association” yang didirikan oleh Marcus Garvey dan mengajarkan Islam kepada Garveyites, yang anggota-anggotanya kemudian termasuk Elia Muhammad dan Noble Drew Ali.

Mufti Muhammad Sadiq mulai menerbitkan sebuah majalah bulanan bernama The Muslim Sunrise, yang berisi artikel tentang Islam, isu-isu kontemporer. Majalah ini sampai sekarang pun masih terbit. Muhammad Sadiq menarik banyak orang ke dalam islam dalam kunjungan singkatnya di Amerika, terutama di Detroit dan Chicago antara 1922 dan 1923. Gerakan ahmadiyah walaupun mengalami kemajuan dalam perkembangannya di amerika, pengikutnya tidak pernah sebanyak pengikut Nation of Islam di amerika yang berasal dari seluruh penjuru negara, pada dasarnya adalah karena ahmadiya tidak berkhutbah tentang nasionalisme, tapi mengajarkan tentang islam.

Gerakan Ahmadiyah terus tumbuh dan menyebar. Mereka telah mendirikan lebih dari 40 misi di Amerika dan telah berdiri di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 10 juta anggota. (ALI Sekretaris MURTAZA Informasi Gerakan Ahmadiyah dalam Islam Holliswood, Queens, 7 Mei 1993)


Sejarah Islam Di Benua Amerika

Mengenai kapan masuknya Islam ke Benua Amerika tidak ada yang tau secara pasti. Namun ada yang menduga, Islam telah memasuki ke Benua Amerika sebelum pelaut Portugis, yg bernama Christoper Columbus menemukan benua itu pada tahun 1492 M. Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia) ikut dalam pelayaran para pelaut Spanyol dan Portugal dalam pengembaraannya menemukan Benua Amerika itu. Tugas utama kamu Muslimin Spanyol itu adalah sebagai pemberi arah pelayaran kapal. Selain itu, diberitakan bahwa pada kurang lebih tahun 1500 M, ribuan kaum Muslimin Morisco (umat Islam Spanyol yg lari mencari tempat baru karena mereka dikejar-kejar dan dipaksa masuk Kristen pada pertistiwa "Penaklukan Kembali" (Reconquista pada tahun 1492), sudah berdatangan ke Benua Amerika. Namun sayangnya, sebagian besar kaum Muslim generasi awal di Benua Amerika tersebut musnah, karena adanya pemaksaan agama atau asimilasi di benua baru itu.

Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-15 dan ke-19 diperkirakan bahwa hampir 1/5 budak-budak dari Afrika, yang dibawa ke benua Amerika adalah beragama Islam. Namun, karena mereka mengalami kesulitan dalam mempertahankan keislamannya akhirnya banyak di antara mereka yang pindah agama.
Walaupun generasi awal dari umat Islam yang mendiami Benua Amerika itu banyak yang murtad, tetapi pada generasi berikutnya, kaum imigran Muslimin secara bergelombang memasuki Benua Amerika.


Kaum Imigran Muslim

Kaum imigran Muslim memasuki Benua Amerika sejak tahun 1875 M sampai sekarang. Mereka berasal dari berbagai negara. Menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR), jemaah masjid Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).

Adapun kegiatan-kegiatan kaum Muslim imigran di Benua Amerika itu sebagai berikut:

●Membangun masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan Islam. Menurut laporan Steven Borbuza, seorang wartawan Muslim Amerika Serikat, di seluruh Amerika Serikat terdapat 1.200 masjid. Sampai dengan tahun 2010 sebanyak 2.106 masjid. Pusat Islam di Taledo dan Ohio, mempunyai anggota sekitar 600 keluarga dengan latar belakang negara dan etnis beragam, mempunyai tempat shalat Jum'at yang luas, sekolah-sekolah, toko-toko buku, klinik, kamar mayat, tempat pemakaman, lapangan rekreasi, dan fasilitas dapur dengan makanan yang cukup. Pusat-pusat Islam seperti itu terdapat pula di Los Angeles, Sand Diego, Houston, dan New Jersey.
●Membentuk organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1952, mendirikan IMS (International Muslim Society = Masyarakat Muslim Internasional). Organisasi ini didirikan atas prakarsa Abdullah Igram seorang Muslim kelahiran Amerika, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan Islam dan meningkatkan kegiatan dakwah di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1954, organisasi ini pada konferensinya yang ketiga di Chicago diubah namanya menjadi Federation of Islamic Asociations (FIA = Federasi Asosiasi Islam).


Mahasiswa Muslim

Pada tahun 1963, para mahasiswa Muslim berkumpul di Universitas Illionis, Champaga, Urbana untuk mendirikan himpunan mahasiswa Muslim yg bernama Muslim Student Association (MSA). Usaha-usaha organisasi ini antara lain:

●Memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mempelajari Islam dalam konteks modern.
●Pada tahun 1966 mendirikan organisasi International Islamic Federation of Student Organizations (Federasi Organisasi-Organisasi Mahasiswa Islam Internasional = IIFSO) di Universitas Ibadan, Nigeria.
●Pada tahun 1967, MSA mendirikan Islamic Medical Association (Himpunan Kedokteran Islam).
●Pada tahun 1972, MSA mendirikan organisasi Association Of Muslim Social Scientist (Himpunan Ilmuwan Sosial Muslim = AMSS). Kegiatan AMSS ini antara lain, bekerja sama dengan International Institute of Islamic Thought (Institut Internasional Untuk Pemikiran Islam = IIIT), dan menerbitkan American Journal Of Islamic Social Sciences (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Islam di Amerika = AJISS).


Islamic Society of North America

Pada tahun 1982, MSA mendirikan Islamic Society of North America (Perhimpunan Islam Amerika Utara = ISNA). ISNA merupakan organisasi Islam terbesar di Amerika Serikat yang berkantor pusat di Plainfield, Indiana. Kegiatan ISNA ini antara lain:

●Mengadakan pertemuan tahunan organisasi yang mampu menghadirkan 5000 peserta.
●Mengadakan ceramah dan diskusi tentang Islam dan umat Islam di Amerika.
●Mengadakan pameran buku, kaset-kaset, busana-busana Islami, makanan-makanan halal, dan berbagai layanan perbaknkan Islam


Umat Islam Kulit Hitam

Kaum Muslim kulit hitam di Amerika Serikat jumlahnya cukup besar. Pada tahun 1931, atas prakarsa Wallace Fard Muhammad didirikanlah Organisasi Black Muslim (Kaum Muslim Kulit Hitam) di Detroit, yang juga dikenal sebagai dengan sebutan Nation Of Islam (NOI = Bangsa Islam). Pada tahun 1934, Wallace Fard Muhammad meninggalkan Amerika. Kemudian organisasi Black Muslim dipimpin oleh Elijah Muhammad (1897-1975). Elijah adalah putra seorang pendeta Baptis di Georgia, yang pergi ke Detroit untuk mencari kerja dan menjalin hubungan akrab dengan Wallace Fard Muhammad.

Elijah Muhammad membuka markas besar organisasi Black Muslim ini di Chicago. Selama kepemimpinannya, organisasi ini mengalami konsolidasi yang kukuh, dan tumbuh dengan pesat. Banyak tokoh-tokoh yang masuk Islam, seperti Malcolm Little (Malcolm X), anak seorang pendeta baptis dan seorang orator ulung, yang setelah menunaikan ibadah haji, namanya diganti menjadi Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Begitu pun dengan bekas juara tinju kelas berat Cassius Clay, yang kemudian namanya diganti menjadi Muhammad Ali. Pada masa kepemimpinan Elijah Muhammad, telah terbit "Muhammad Speaks" yang kemudian diganti nama menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali atau Muslim Kulit Hitam).

Elijah Muhammad meninggal dunia pada tanggal 25 Februari 1975. Adapun jasa-jasa Elijah Muhammad antara lain:

● Membangun banyak masjid dan sekolah.
Di bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah yang besar dan teratur.
● Di bidang ekonomi, ia telah mewariskan uang senilai lebih dari kurang 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan.
● Telah berhasil mengangkat martabat kaum Mulslim Afro Amerika dalam bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Adapun yg menggantikan Elijah Muhammad sebagai imam ialah putranya, yg bernama Waris Deen Muhammad atau Wrisuddin Muhammad. Mengenai usaha-usaha yg telah dilakukan oleh Warisuddin Muhammad, antara lain:

●Meningkatkan usaha dakwah Islam, yang tidak saja ditujukan kepada orang-orang berkulit hitam, tapi kepada seluruh umat manusia, apa pun warna kulitnya.
●Meluruskan ajaran-ajaran yang kurang tepat yg telah diajarkan oleh para pendahulunya, dengan mengembalikannya kepada tuntunan Al-Qur'an dan Hadits. Ia berusaha memantapkan dua kalimat syahadat kepada para pengikutnya.
●Mendorong para pengikutnya untuk mengambil bagian dalam kehidupan sosial dan politik negara yang lebih luas.
●Mengubah nama Nations of Islam (NOI) menjadi World Community of Islam in the West (WCI = Komunitas Dunia Islam di Barat) pada tahun 1976. Ini dimaksudkan agar sasaran dari dakwah Islam lebih luas lagi. Selain itu, ia juga mempopulerkan sebutan Bilalian People atau Bilalian American sebagai pengganti dari Black Muslim.
●Membentuk Mejelis Imam (Council of Imam) pada tahun 1976. Majelis ini terdiri dari 6 orang. Setiap imam mengkoordinasi kegiatan Islam di wilayahnya masing-masing, seperti pengumpulan dan penyaluran zakat, penyelenggaraan pendidikan, urusan dakwah, dan perdagangan.
●Membenahi tata tertib di dalam masjid, yaitu menyingkirkan kursi-kursi dalam masjid akibat pengaruh gereja, maka sejak Warisuddin menjadi imam, kursi-kursi itu ditiadakan. Demikian juga ia telah menghilangkan kebiasaan umat Islam kulit hitam yg suka berpuasa pada setiap bulan Desember, di mana Imam Warisuddin menegaskan bahwa kewajiban puasa bagi umat Islam itu harus seragam, yaitu pada setiap bulan Ramadhan.
●Mengganti nama "World Community in the West" menjadi "American Moslem Mission (AMM)" pada tanggal 30 April 1980. Perubahan ini dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi ini adalah dakwah (mission), sebagai organisasi bersifat nasional (bangsa Amerika), dan kaum Muslim Amerika menjadi bagian dari umat Islam dunia.

Usaha-usaha yg telah dilakukan oleh Warisudin Muhammad tersebut disambut baik oleh para pemimpin dunia Islam, sehingga pada tahun 1978 Warisuddin diundang untuk menghadiri Konferensi Menteri Luar Negeri Negara-Negara Islam. Ia mendapat gelar "Mujaddid", yang artinya pembaharu.

Jumlah masjid di Amerika Serikat cukup banyak yaitu 2.106 (tahun 2010), baik yang didirikan oleh kaum Muslim kulit hitam maupun oleh Muslim lainnya. Masjid yang indah terletak di Washington, yang dibangun pada tahun 1952.

Sedangkan masjid yang paling besar terletak di Detroit, yakni Islamic Center Detroit yang dibangun antara tahun 1962-1968 oleh para jamaah, atas bantuan pemerintah Saudi Arabia, Mesir, Iran, dan Libanon. Masjid tersebut dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi buku-buku Islam berbahasa Inggris.

Di Kanada jumlah umat Islam cukup banyak, hal ini ditandai dengan terdapatnya masjid hampir di setiap kota besar. Bahkan banyak bangunan lain yg dijadikan tempat ibadah. Masjid yg pertama dibangun di Kanada, bahkan salah satu masjid tertua di Amerika Serikat, adalah Masjid Ar-Rasyid di Edmonto Alberta, didirikan tahun 1931. Selain itu, organisasi-organisasi Islam pun banyak terdapat di Kanada.


Sejarah Perkembangan Islam di Amerika Serikat dari Masa ke Masa

Sejarah perkembangan Islam di Amerika dewasa ini terus mengalami peningkatan dengan adanya tiga faktor. Pertama, arus datangnya kaum imigran Muslim semakin bertambah, dan keturunan mereka juga bertambah. Kedua, konversi agama di kalangan penduduk Amerika berkulit hitam. Ketiga, konversi agama di kalangan kulit putih.

Di tahun 1997, Amerika Serikat mengalami persoalan sosial yang serius. Ahmed Husosen Deedat mengatakan, persoalan yang dihadapi oleh  adalah para gay, pemabuk, surplus kaum wanita, pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ada orang Amerika yang dapat menjadi Walikota di New York, Los Angles atau San Fransisco tanpa dukungan kaum gay di kota-kota tersebut. Amerika juga memiliki 11 juta pemabuk (problem drinkers) ditambah lagi 40 juta peminum berat. Lalu kemudian orang-orang Amerika mencari jalan keluar dari persoalan-persoalan tersebut, di antaranya dengan terbentuknya sekte-sekte keagamaan, seperti Sun Meong Mouse (pemuda Korea yang mengaku menjadi Kristus kedua), Father Devine (seorang Negro Amerika yang mengaku dirinya Tuhan), Riv Jim Jones (yang mempraktekkan cara memuja dengan bunuh diri), Klu Kluks Klan (gerakan Here Krishna, kelompok pemuja setan). Kemudian Ahmed Deedat menjelaskan bahwa Islam dapat memberikan jalan keluar kepada orang-orang Amerika, akan tetapi siapa yang cocok melakukan Islamisasi di Amerika adalah Afro-Amerika karena tekanan yang mereka alami selama lebih kurang tiga abad, telah menjadikan mereka sebagai komunitas muslim paling militan di dunia. Allah telah memilih the black man untuk tugas mulia ini, yakni mengubah masyarakat Barat.

Di samping dakwah yang dilakukan oleh masyarakat Muslim Afro-Amerika, usaha lain yang dilakukan oleh masyarakat muslim yang diperkenalkan Islam di California adalah mendirikan perpustakaan dengan nama Muslim Public Library. Perpustakaan ini dimaksudkan untuk studi keagamaan, penyesuaian kebudayaan Amerika bagi keluarga Muslim, dan memperkenalkan non-muslim pada Islam yang sering digambarkan sebagai agama teroris karena seringnya terjadi distorsi, itulah terjadi pembakaran mesjid di Yuba City sebelah utara California, dan mesjid di New York sekitar tahun 1994.

Di samping itu, di Washington sendiri terdapat Islamic Centre, pusat kegiatan Islam yang selama ini menjadi pusat pedoman penting untuk berbagai persoalan penting bagi masyarakat muslim Amerika Serikat, seperti penentuan awal Ramadhan, jatuhnya Idul Fitri, dan jadwal shalat sehari-hari.

Kaum Muslim yang tinggal di Amerika Serikat saat ini mewakili banyak pergerakan besar dan identitas dari kalangan imigran dan pribumi, Sunni dan Syiah, konservatif dan liberal. Muslim Arab kini terus mengisi proporsi dalam jumlah besar dari komunitas Islam di Amerika Serikat. Banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan para profesional yang sukses berperan sebagai pemimpin dalam pengembangan Islam Amerika yang lintas kebangsaan dan lintas etnis. Belum ditemukan data akurat tentang jumlah Muslim Amerika Serikat. Namun, ada yang memperkirakan jumlah Muslim di Amerika Serikat saat ini telah mencapai 6 juta jiwa. Sarana peribadatan berupa mesjid di Amerika Serikat terdapat pada hampir seluruh, kalau tidak semua negara bagian di Amerika Serikat. Jumlah mesjid menurut data yang diperoleh sebanyak 2.106 buah (data sampai dengan tahun 2010). Sekolah-sekolah Islam terdapat di Ohio dengan nama Sekolah Islam Oasis, di New Jersey terdapat SD Muslim al-Gazali, di Maryland terdapat SD dan SMP Al-Huda, dan Madrasah (Sunday School) IMAAM Center di Montgemory County, Maryland.


KESIMPULAN

Christopher Colombus menyeberangi Samudera Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492. Perjalanan tersebut didanai oleh Ratu Isabella dari Castilian Spanyol. Setelah ratu tersebut berhasil menaklukkan Andalusia. Ia percaya bahwa Bumi berbentuk bola kecil, dan beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.

Ternyata sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang katanya penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya. Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum kedatangan Columbus yang mengklaim sebagai penemu Amerika.

Gerakan Ahmadiyah dalam Islam, sebuah komunitas ortodoks internasional, adalah organisasi pertama yang berhasil menyelenggarakan upaya memperkenalkan Islam di Amerika Serikat dan paling sukses di antara Afro-Amerika.

Mengenai kapan masuknya Islam ke Benua Amerika tidak ada yang tau secara pasti. Namun ada yang menduga, Islam telah memasuki ke Benua Amerika sebelum pelaut Portugis, yang bernama Christoper Columbus menemukan benua itu pada tahun 1492. Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia)

Sejarah perkembangan Islam di Amerika dewasa ini terus mengalami peningkatan dengan adanya tiga faktor. Pertama, arus datangnya kaum imigran muslim semakin bertambah, dan keturunan mereka juga bertambah. Kedua, konversi agama di kalangan penduduk Amerika berkulit hitam. Ketiga, konversi agama di kalangan kulit putih.

Wallahu ‘alam bish Shawab, Wa billahit taufiq Walhidayah. □ AFM


Ikuti pula video youtube ini:

Tahun 1421 Cheng Ho Menemukan Amerika Sebelum Eropa

Abad Ke-8 Muslim Sudah di Amerika


Sumber:

http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-sejarah-masuknya-islam-ke.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/06/islam-di-amerika-serikat.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/02/muslim-penjelajah-dunia.html
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_the_United_States
Dan lain-lain □□□