Monday, January 20, 2020

Manfaat Garam Bagi Kesehatan





MANFAAT GARAM BAGI KESEHATAN
Oleh: A. Faisal Marzzuki


Nabi Muhammad sholallōhi 'alaihi wa sallam bersabda: "Sebaik-baik lauk (makanan) adalah (diberi) garam" (HR Al-Baihaqi).

Sabda Rasulullah saw kepada sahabat Ali as, Rasulullah bersabda: “Ya Ali! Mulailah makan dengan garam dan akhirilah dengan garam pula, karena dalam garam terkadung obat dari tujuh puluh macam penyakit, diantaranya adalah gila, kusta, lepra, sakit perut (segala macam penyakit yang berkaitan dengan perut) dan sakit gigi.


G
aram (bahasa Arab: Uyah) adalah mineral yang berguna bagi kesehatan tubuh, “Banyak amalan yang dilakukan oleh para Salafus Shalih [1] ialah dengan mengambil garam sebelum memulai makan.” Garam digunakan sebagai pembuka makan dengan mengambilnya dengan ujung jari dan dimasukkan ke mulut. Garam ini adalah mineral sehat yang melezatkan makanan, tanpa garam makanan rasanya hambar.

Apa sebenarnya kandungan yang ada pada garam?

Garam dapur merupakan sumber makanan terbesar yang menyediakan mineral bernama natrium untuk tubuh. Garam sering disebut juga dengan natrium klorida sebab garam terdiri dari 40 persen natrium dan 60 persen klorida. Kandungan garam ini adalah mineral yang bertindak sebagai elektrolit penting dalam tubuh.

Mineral-mineral yang terkandung di dalam garam berguna untuk membantu menjaga keseimbangan cairan, fungsi saraf, dan fungsi otot tubuh secara keseluruhan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mendapatkan asupan garam dalam makanan sehari-hari. Meski begitu, jangan sampai terlalu banyak mengkonsumsi garam. Sebab, terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung.

Apa benar saat garam dimasak berubah jadi racun?

Garam merupakan kumpulan zat mineral dan memasaknya tidak akan mengurangi kadar mineral dalam makanan dengan jumlah yang besar. Bilapun berkurang, jumlahnya tidak terlalu banyak. Mineral dalam makanan yang biasanya tidak dipengaruhi oleh proses memasak yakni kalsium, natrium, yodium, besi, zinc, mangan, dan kromium.

Gulai atau sayuran ditambah garam saat memasak tidak akan mengubah mineral ini menjadi racun. Garam yang merupakan zat mineral itu tidak berubah menjadi racun atau zat berbahaya selama garam tersebut memang dibuat dengan bahan yang aman, tidak diberikan campuran tertentu oleh produsennya.

Kapan sebaiknya memasukkan garam dalam makanan?

Dr. Paul Breslin, seorang profesor dari Departemen Ilmu Gizi Rutgers, the State University of New Jersey, Amerika Serikat mengatakan bahwa untuk memasak, sebaiknya bubuhkan garam sedikit pada awal masak, kemudian masukkan lagi nanti pada akhir proses memasak.

Saat dimasukkan di awal proses pemasakan, garam akan langsung berikatan dengan protein yang ada dalam makanan. Selanjutnya, akan terbentuk ikatan molekul yang besar.

Namun, ikatan molekul besar itu hanya sekadar menambah kadar natrium yang meresap ke dalam makanan saja, sedangkan rasa asinnya pun tidak begitu terasa. Maka, lidah merasakan makanan tersebut kurang asin, akhirnya ditambahkan garam hingga rasanya cukup asin. Dengan demikian, konsumsi garam menjadi berlebihan.

Oleh sebab itu, pemberian garam sebaiknya dibagi dua kali. Kita tetap membutuhkan garam pada proses awal masak dan juga di akhir. Kemudian, pada akhir proses pemasakan, masukkan garam secukupnya. Dengan cara membagi ini, makanan akan terasa lezat, serta dapat mencegah darah mengkonsumsi garam yang berlebihan.

Selain yang disebutkan oleh Prof. Dr. Paul Breslin, Anda juga bisa mengolah makanan berdasarkan jenis makanan apa yang akan Anda masak. Sebagai contoh: Sebelum memasak daging sebaiknya dilumasi garam dan bumbu lainnya terlebih dahulu secukupnya pada daging. Ketika daging dimasak, sel-selnya cenderung akan menutup dan mengerut sehingga daging akan lebih sulit untuk menyerap rasa. Oleh karena itulah sebelum dimasak diberi garam ke daging mentah bersama bumbu lainnya sehingga semua rasa bisa diserap dengan baik pada masakan.

Disaat menumis sayuran, jangan lupa tambahkan garam pada akhir proses memasak Anda yang dengan itu akan mendapatkan tekstur sayuran yang masih renyah dan tidak lembek. Garam cenderung menarik kelembapan dari sayuran. Maka dari itu, jika Anda menambahkannya di awal, sayuran akan lebih cepat layu dan basah.

Manfaat mengkonsumsi garam

Kelebihannya atau manfaatnya mengkonsumsi garam antara lain ialah: Mengobati lebih dari 70 penyakit, antara lain Darah tinggi, Diabetes, Tulang keropos, Gondokan, Pusing sakit kepala dan lain-lain serta tidak akan mengalami keadaan mati mendadak.

Garam yang mengandung iodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Penggunaan garam beryodium sangat penting bagi kesehatan terutama kesehatan keluarga. Iodium bermanfaat untuk memicu pertumbuhan sel otak, menyehatkan kelenjar tiroid, menyehatkan proses tumbuh kembang janin, mencerdaskan otak. Kekurangan iodium mengakibatkan penyakit gondok, keterbelakangan mental, bayi lahir cacat, anak kurang cerdas, keguguran pada ibu hamil dan lain-lain. [2]

Garam iodium berasal dari persenyawaan zat air dan zat asam iodium (HI) atau persenyawaan iodium dengan senyawa bukan logam atau organik yang berasal dari ion “i”. Berguna untuk menjaga pertumbuhan kelenjar gondok atau tiroksin. [3] Empat senyawa anorganik yang digunakan sebagai sumber iodida, tergantung pada produsen: iodat kalium, kalium iodida, natrium iodat, dan natrium iodida. Setiap senyawa ini memasok tubuh dengan yodium yang diperlukan untuk biosintesis tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3) oleh hormon kelenjar tiroid. Hewan juga manfaat dari suplemen yodium, dan turunan hidrogen iodida dari etilendiamin adalah suplemen utama untuk pakan ternak. [4]

Etika makan dalam Islam

Salah satu yang membuat garam terasa istimewa bagi pecinta kuliner adalah rasa garam yang khas. Ditambah lagi memulai makan dengan garam dan mengakhiri makan dengan garam adalah anjuran dan etika makan dalam Islam.

Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumiddin menerangkan bahwa salah satu etika makan yang dianjurkan adalah mengawali dan mengakhiri makan dengan garam. Sebenarnya etika makan yang dibahas Al-Ghazali dalam bukunya sangat banyak, akan tetapi yang menjadi fokus bahasan adalah etika makan dengan mengawali dan mengakhiri makan dengan garam.

Jika dikontekstualkan etika makan ini bisa diartikan bahwa bisa mengawali makan dan mengakhiri makan dengan sesuatu yang mengandung garam, atau makanan yang asin-asin. Jadi tidak secara kaku harus dengan garam yang masih utuh dalam butiran-butiran.

Etika makan ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw kepada sahabat Ali as, Rasulullah bersabda: “Ya Ali! Mulailah makan dengan garam dan akhirilah dengan garam pula, karena dalam garam terkadung obat dari tujuh puluh macam penyakit, diantaranya adalah gila, kusta, lepra, sakit perut (segala macam penyakit yang berkaitan dengan perut) dan sakit gigi.

Penutup

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa etika makan ini yaitu mengawali dan mengakhir makan dengan garam merupakan Sunnah Nabi yang banyak dilupakan.

Padahal apa yang disunahkan Rasullullah saw itu adalah suatu kebaikan yang bermanfaat. Dan dapat mencegah penyakit yang bermacam-macam yang menimpa umat manusia.

Kalau tidak mengikuti pola makan yang dianjurkan Rasulullah saw, maka akan menimbulkan penyakit yang bermacam-macam yang menimpa umat manusia di akhir zaman. Hal mana, secara tidak langsung dibenarkan oleh para ahli kesehatan dan ilmu gizi, seperti yang diterangkan diatas.Billāhit Taufiq wal-Hidāyah. Germantown, MD 25 Jumādī Awal 1441 H / 20 Januari 2020 M. □ AFM



Catatan Kaki
1.   Generasi Salafus Shalih yakni Para Sahabat Nabi, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in. (Luzumul Jama’ah (hal: 276-277). Yang dimaksud Salaf dari sisi waktu adalah masa utama selama tiga kurun waktu/periode yang telah diberi persaksian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka itulah yang berada di tiga kurun/periode, yaitu Para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, «خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ» Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya. (untuk dijadikan contoh)(HR Bukhari # 2652, Muslim # 2533)
2.  “Diskes Kota Samarinda.” Penyuluhan Penggunaan Garam Beryodium oleh Puskesmas Mangkupalas. Diakses tanggal 24 Mei 2014.
3.    Hassan Shadily Ensiklopedi Indonesia Jilid ke-3. 1984. Jakarta: Ichtiar Baru- Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects.
4.    Phyllis A. Lyday "Iodine and Iodine Compounds" in Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Wiley-VCH, Weinheim, 2005. □□



Referensi
https://harakatuna.com/rasulullah-mengawali-dan-mengakhiri-makan-dengan-garam.html
https://muslim.or.id/18935-siapakah-salafus-shalih.html
https://www.dream.co.id/your-story/sunah-rasul-saat-makan-yang-disepelekan-awali-dan-akhiri-dengan-garam-190726d.html
https://harakatuna.com/rasulullah-mengawali-dan-mengakhiri-makan-dengan-garam.html
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/benarkah-garam-tidak-boleh-dimasak/
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/05/06/152828420/benarkah-garam-tidak-boleh-dimasak-karena-akan-jadi-racun
https://lifestyle.okezone.com/read/2018/05/07/481/1895235/benarkah-garam-yang-dimasak-berubah-jadi-racun
https://id.wikipedia.org/wiki/Garam_beryodium  □□□