PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Jauh
sebelum Columbus menemukan daratan Amerika tercatat Muslim telah terlebih dulu
menjelajahinya. Seperti yang dipaparkan para ahli geografi dan intelektual dari
kalangan Muslim mencatat perjalanan ke benua Amerika adalah Abul-Hassan Ali Ibn
Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166),
Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) dan Ibn Battuta (meninggal
tahun 1369).
Bahkan
menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871-957)
menerangkan bahwa Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari
Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi.
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad yang hidup semasa pemerintahan Khalifah Spanyol
Abdullah Ibn Muhammad (888-912) berlayar dari Delba (Palos) Andalusia (Spanyol)
pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang
belum dikenal yang disebutnya ‘Ard Majhoola’, dan kemudian kembali dengan
membawa hasil jual beli berbagai barang-barang yang menakjubkan.
Sesudah
itu banyak pelayaran yang dilakukan untuk mengunjungi daratan di seberang
Lautan Atlantik yang gelap dan berkabut
itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan
sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
Sedang Christopher Colombus menyeberangi Samudera Atlantik dan
sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492. Perjalanan tersebut
didanai oleh Ratu Isabella dari Castilian Spanyol. Setelah ratu tersebut
berhasil menaklukkan Andalusia. Ia percaya bahwa Bumi berbentuk bola kecil, dan
beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.
Colombus menjejakkan kakinya di Amerika di akhir abad
ke-15 Masehi. Lima abad sebelum Colombus tiba, para pelaut Muslim dari Granada
dan Afrika Barat sudah menjejakkan kaki di daratan-benua yang masih perawan dan
hanya ditinggali oleh suku-suku asli yang tersebar di beberapa bagiannya.
PEMBAHASAN
Masuknya
Islam Ke Amerika
S
|
ejarah Islam
di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke
16, dimana Estevánico dari Azamor adalah
Muslim pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu,
kebanyakan para peneliti di dalam mempelajari kedatangan Muslim di
Amerika lebih memfokuskan pada kedatangan para imigran yang
datang dari Timur
Tengah pada akhir abad ke 19. Migrasi Muslim
ke Amerika ini berlangsung dalam periode yang berbeda, yang sering disebut
"gelombang", sekalipun para ahli tidak selalu sepakat dengan apa yang
menyebabkan gelombang ini.
Populasi
Muslim di Amerika Serikat telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, dimana
sebagain besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak
orang dari negara-negara Islam menjadi penduduk Amerika - hampir 96.000 -
setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya
Estevánico dari Azamor mungkin telah menjadi Muslim
pertama yang tercatat dalam sejarah Amerika Utara. Estevanico adalah orang
Berber dari Afrika Utara yang menjelajahi Arizona dan New Mexico untuk Kerajaan
Spanyol. Estevanico datang ke Amerika sebagai seorang budak penjelajah Spanyol
pada abad ke 16, Álvar Núñez Cabeza de Vaca.
Selama tahun 1520-an telah didatangkan budak ke Amerika
Utara dari Afrika. Diperkirakan sekitar 500 ribu jiwa dikirim ke daerah ini
atau 4,4% dari total 11.328.000 jiwa budak yang ada. Diperkirakan sekitar 50%
budak atau tidak kurang dari 200 ribu jiwa budak yang didatangkan berasal dari
daerah-daerah yang dipengaruhi oleh Islam.
Menurut sumber lain, kedatangan paling awal imigran
Muslim adalah antara tahun 1875 dan 1912 dari kawasan pedesaan, yang sekarang
menjadi Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel. Daerah ini dulunya dikenal
sebagai Suriah Raya yang diperintah oleh Kekaisaran Ottoman. Setelah Kekaisaran
Ottoman runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi gelombang kedua imigrasi
kaum Muslim dari Timur Tengah, dimana dalam periode ini pula dimulainya
kolonialisme Barat di Timur Tengah. Pada tahun 1924, aturan keimigrasian AS
disahkan, yang segera membatasi gelombang kedua imigrasi ini dengan
memberlakukan "sistem kuota negara asal". Periode imigrasi ketiga
terjadi pada 1947 sampai 1960, dimana terjadi peningkatan jumlah Muslim yang
datang ke AS, yang kini berasa dari negara-negara di luar Timur Tengah.
Gelombang keempat kemudian terjadi pada tahun 1965 disaat Presiden Lyndon
Johnson menyokong rancangan undang-undang keimigrasian yang menghapuskan sistem
kuota negara asal yang sudah bertaha lama.
Thomas Jefferson dan Muslim
Jauh sebelumnya bangsa Amerika lahir,
seorang warga penduduk Amerika di bawah pemerintahan Kolonial Kerajaan Inggris
Raya, bernama Thomas Jefferson mencita-citakan berdirinya Negara Amerika dimana
warganya bukan saja eks keturunan asal Eropah yang berimigrasi ke benua Amerika
saja, tapi juga disebutkan inklusif (termasuk) Muslim, kendatipun kehadiran
Muslim di tanah Amerika ketika itu tidaklah ‘masuk hitungan’ - tidak
menentukan.
Hal
seperti yang disebut diatas diketahui sebagaimana yang diungkapkan dalam
buku Denise A. Spellberg yang berjudul “Thomas Jefferson’s Qur’an – Islam and
Founders”, Denise A. Spellberg mengungkapkan sedikit dimensi yang diketahuinya
tapi penting dari kisah kebebasan beragama Amerika - sebuah drama di mana Islam
memainkan peran yang mengejutkan.
Pada
tahun 1765, sebelas tahun sebelum Thomas Jefferson menyusun Deklarasi
Kemerdekaan yang kemudiannya menjadi President ke-3 Amerika Serikat, Thomas
Jefferson membeli Kitab Suci Al-Qur'an. Ini adalah hanya sebagai tanda awal
minatnya yang kemudian seumur hidupnya mendalami (ajaran) Islam. Selanjutnya
berusaha untuk mendapatkan buku-buku lainnya yang berbahasa Timur Tengah
(bahasa Arab) tentang sejarah dan perjalanannya. Kemudian mencatat banyak
tentang Islam yang berkaitan dengan hukum umum Inggris. Jefferson berusaha
untuk memahami Islam meskipun dalam hal ini mengabaikan iman-agama yang
dipegangnya, sebagaimana layaknya tidak seperti itu di kalangan orang-orang Protestan
sezamannya baik di Inggris maupun Amerika. Tapi tidak seperti kebanyakan dari
mereka, bagi Jefferson pada tahun 1776 yaitu tahun proklamasi kemerdekaan
Amerika ia membayangkan Muslim sebagai
warga masa depan negara barunya yaitu Amerika Serikat.
Masjid
Masjid adalah tempat ibadah utama bagi seorang Muslim. Di
AS, ada sekitar 1.209 Masjid di tahun 2000 menjadi 2.106 Masjid tahun
2010, meningkat 74% [Wikipedia], dimana
yang terbesar adalah Islamic Center of America yang terletak di Dearborn,
Michigan. Dibangun pada 2005, Masjid ini dapat menampung lebih dari 3.000
jamaah yang terus tumbuh di wilayah itu. Hanya kurang dari 100 unit yang
benar-benar dari awal dirancang sebagai Masjid, kebanyakan jamaah Islam di AS
pada awalnya beribadah di bangunan-bangunan yang semula didirikan untuk tujuan
lain, seperti bekas stasiun pemadam kebakaran, teater, gudang, dan toko.
Suatu
penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 (The American Mosque 2011) yang
disponsori oleh Hartford Institute untuk
riset keagamaan, The Association of Statistic of American Religion Bodies
sebagaimana yang dilakukan juga oleh ISNA dan CAIR ditemukan Masjid di New York
sebanyak 257, California sebanyak 246, dan Texas sebanyak 166. [Wikipedia]
Demografi
Sulit menentukan jumlah pasti Muslim di AS. Konstitusi AS
memisahkan antara gereja dengan negara yang tercermin dalam undang-undang
Amerika, sehingga formulir Biro Sensus AS tidak memuat pertanyaan tentang agama
pada orang yang dicatat di dalamnya. Dinas imigrasi juga tidak mengumpulkan
informasi tentang agama para imigran. Banyak masjid di AS tidak memiliki
kebijakan keanggotaan resmi, dan mereka jarang mencatat secara akurat jumlah
jamaah yang datang. Hasil akhirnya adalah tidak adanya data yang akurat
mengenai jumlah Muslim di AS. Menurut sumber yang sama, imigran Asia
Tengah-bagian Selatan menempati urutan teratas (33%) dalam jumlah besar
komunitas Muslim AS, yang kedua adalah keturunan Afro Amerika (30%), Arab
(25%), Afrika (3%), lain-lain 5%, serta Eropa dan Asia Tenggara (masing-masing
2%). Sedangkan menurut Central Intelligence Agency (CIA) Amerika dalam
situsnya, jumlah Muslim di AS adalah 1% dari 301.139.947 (perkiraan Juli 2007)
penduduk AS, jumlah ini sama dengan 3.011.399,47
Menurut Lembaga Survey Pew pada tahun 2007, dua pertiga
Muslim di AS adalah keturunan asing. Di antara mereka telah bermigrasi ke AS
sejak tahun 1990. Sedangkan sepertiga dari Muslim AS adalah penduduk asli yang
beralih ke Islam, dan keturunan Afro Amerika. Pada tahun 2005, menurut New York
Times, lebih banyak lagi orang dari negara-negara Muslim yang menjadi penduduk
AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding dua dekade sebelumnya.
Sedangkan menurut Council on American-Islamic Relations
(CAIR), jemaah masjid Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari
latar belakang bangsa yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%),
Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%),
Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin
(0,6%).
Persebaran
georgrafi
Komunitas Muslim pertama berada di Midwest. Di Dakota
Utara, kaum Muslim berkumpul untuk salat berjamaah pada tahun-tahun pertama era
1900-an; di Indiana, sebuah pusat kegiatan Islam dimulai sejak 1914; dan Cedar
Rapids, Iowa, adalah rumah bagi Masjid tertua yang masih digunakan hingga
sekarang. Daerborn, Michigan, dipinggiran Detroit, adalah tempat Muslim Sunni
dan Syiah dari banyak negara Timur Tengah. Bersama umat Kristen dari Timur
Tengah, kaum Muslim Michigan membentuk komunitas Arab-Amerika terbesar di
negara ini. Galangan kapal di Quincy, Massachusetts, diluar Boston, menyediakan
lapangan kerja bagi imigran Muslim sejak tahun 1800-an. Di New England juga telah dibuat sebuah Islamic
Center, yang kini menjadi kompleks Masjid besar untuk beribadah bagi para
pelaku bisnis, guru, profesional, serta pedagang dan buruh. Di New York, Islam
telah hadir dan muncul selama lebih dari satu abad.
Rumah pertama yang lain bagi imigran Muslim adalah
Chicago, Illinois, dimana beberapa orang menyatakan jumlah Muslim yang tinggal
disini pada awal 1900-an adalah yang terbanyak di antara kota-kota lain di AS.
Lebih dari 40 kelompok Muslim telah berdiri di kawasan Chicago. Di Los Angeles
dan San Fransisco, California, juga telah menjadi pusat komunitas Muslim yang
besar di AS. Islamic Center di California Selatan adalah salah satu entitas
Muslim terbesar di AS. Jumlah Masjid di California juga adalah yang terbanyak
di AS, yakni sekitar 227 Masjid pada tahun 2001.
Penjara
Penjara bisa jadi adalah penyokong terhadap pertumbuhan
Islam di AS. Perkiraan resmi menyatakan bahwa persentase dari narapidana Muslim
adalah sekitar 15-29% dapi populasi penjara. Diperkirakan, sekitar 80% dari
narapidana berpindah agama ke Islam. Populasi narapidana Muslim telah mencapai
350 ribu jiwa (pada 2003) dengan pertambahan sekitar 30 ribu hingga 40 ribu
setiap tahunnya. Kebanyakan narapidana yang berpindah ke Islam adalah keturunan
Afrika.
Menurut Dr. Mikhail Waller, golongan Islamis radikal,
yang dicurigai oleh pemerintah AS, menjadi perekrut di dalam penjara untuk
menjadikan pengikutnya sebagai kader demi mendukung mereka dalam usaha-usaha
anti Amerika
Perekonomian
Pada awalnya, imigran Muslim yang datang ke AS bekerja
sebagai budak, tapi kini tidak sedikit yang bekerja sebagai seorang
profesional. Pekerjaan lain yang dilakoni oleh Muslim di AS adalah guru,
tentara, penjaga toko, sopir taksi, dokter, wiraswasta, buruh, dan pekerjaan
lainnya.
Karena dalam Islam perbuatan riba diharamkan oleh agama,
sebagian Muslim merasa kesulitan ketika harus mendanai dan mengembangkan
usahanya. Sebagian besar lembaga keuangan dan perbankan di AS masih bersifat
konvensional, dimana mereka menerapkan sistem berbunga. Namun sejak beberapa
tahun lalu, sebagian lembaga keuangan dan korporasi mulai mencari cara untuk
membantu Muslim AS. Beberapa program pendanaan lokal ala Islam baru-baru ini
telah dimulai atau sedang dalam tahap perencanaan:
●Korporasi Pengembangan Komunitas Phillips (Phillips
Community Development Corp.) maupun Badan Pengembangan Komunitas Minneapolis
(Minneapolis Community Development Corp.), masing-masing telah memberi dana
bagi pemiliki usaha Islam dengan biaya administrasi sebagai pengganti bunga.
●Konsorsium Minneapolis dari Para Pengembang Komunitas
(Minneapolis Consortium of Community Developers) telah menyediakan dua
pendanaan berdasarkan biaya untuk usaha-usaha Islami sebagai proses awal.
● Delsan Auto Dealer, tempat usaha mobil bekas
miliki seorang Somalia, menyediakan pendanaan bebas bunga kepada pelanggannya.
● Kelompok Twin Cities sedang berupaya untuk
membentuk perserikatan kredit secara Islam.
● Bank-bank
seperti Wells Fargo & Co. dan University Bank tengah mencari jalan
bagaimana mereka bisa membantu usaha Islam.
Sejarah Islam di Amerika Tentang Suku
Indian Muslim Sebelum Columbus
Ternyata sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang
katanya penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya.
Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada
di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum
kedatangan Columbus yang meng-klaim sebagai penemu Amerika. Fakta yang paling
gampang ditemui nama serupa dengan kota suci umat Islam seperti Mecca di
Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota,
Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan
penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah,
dan Arva di Ontario Canada, dan beberapa nama seperti California (Caliph
Haronia), Alabama (Alah Bumnya), Arkansas (Arkan-sah) dan Tennesse (Tanasuh), T
Allah Hassee (Tallahassee), Alhambra, Islamorada dan sekitar 500 nama kota
lainnya berasal dari kata Arab.
Distorsi
Sejarah Islam Amerika
Sejarah resmi selama ini mengatakan bahwa Christopher
Columbus-lah yang menemukan daratan luas yang kemudian disebut Amerika. Hal ini
ternyata tidak benar. Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di
amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China bernama
Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum Ceng Ho,
pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat
kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal
di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam.
Mereka menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi
bagian dari local-genius Amerika.
Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta
empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus
datang. Salah satunya yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari
Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of
the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian
Muslims in America”.
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta
menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika
sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10,
pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929-961), kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke
Barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap
dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah
harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal
bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang
pertama di Amerika.”
Granada, benteng pertahanan terakhir ummat Islam di Eropa
jatuh pada tahun 1492. Pada pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan
besar-besaran secara kejam terhadap orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk
menganut agama Katholik, yang terkenal dalam sejarah sebagai Spanish
Inquisition. Pada masa itu keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam
sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Roma yang
dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi
dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu:
● Pertama, yang tidak mau beralih agama. Akibatnya
mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan di kayu
salib.
● Kedua, beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka
itu diawasi pula apakah memang berganti agama secara serius atau tidak.
Kelompok orang Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan
yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano.
● Ketiga, melarikan diri atau hijrah menyeberang
Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah
kelompok imigran gelombang kedua di negeri baru itu.
Penganiayaan itu mencapai puncaknya semasa Paus Sixtus V
(1585-1590). Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang menyangkut inkusisi ini.
Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada tahun 1539
melarang penduduk bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang
dihukum bakar dan dieksekusi di kayu sula itu. Yang kedua dekrit itu
diratifikasi pada 1543, dan disertai perintah pengusiran Muslimin keluar dari
jajahan Spanyol di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti historis adanya
imigran Muslimin gelombang kedua sebelum tahun 1543 (dekrit kedua). Ada banyak
literatur yang membuktikan adanya kehadiran Muslimin gelombang pertama ke
Amerika jauh sebelum zaman Columbus. Bukti-bukti itu antara lain:
● Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi
merupakan seorang pakar sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957.
Dalam karyanya yang berjudul “Muruj adh-Dhahab wa Maad
al-Jawhar” (Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan
menulis bahwa pada waktu pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912),
penjelajah Muslim Khasykhasy Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah
berlayar dari Delba (Palos) pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan
berkabut dan mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali
dengan harta yang mentakjubkan. Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang
disebutnya dengan al-Ardh Majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab].
● Loe
Weiner, pakar sejarah dari Harvard University, dalam bukunya “Africa and the
Discovery of America” (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran
orang-orang Islam yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara,
termasuk Canada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan
dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin.
● Geografer dan pembuat peta bernama Al-Syarif
Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi
Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok
pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi Samudra yang gelap dan berkabut
dari Lisbon (Portugal) dengan maksud mendapatkan apa yang ada di balik samudra
itu, betapa luasnya dan di mana batasnya. Mereka menemukan pulau yang
penghuninya bercocok tanam dan telah mempergunakan bahasa Arab.
● Columbus dan para penjelajah Spanyol serta
Portugis mampu melayari menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400
km, adalah karena bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang
dibuat oleh pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan
Abul Hassan Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui
orang, bahwa Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu
ekspedisi pertamanya menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah
dua bersaudara Martin Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente
Yanez Pinzon yang menakodai kapal Nina. Keduanya adalah hartawan yang mahir
dalam seluk-beluk perkapalan, membantu Columbus dalam organisasi ekspedisi itu,
dan mempersiapkan perlengkapan kapal bendera Santa Maria. Bersaudara Pinzon ini
masih memiliki ikatan kekeluargaan dengan Abuzayan Muhammad III (1362-1366), Sultan Maroko dari dinasti Marinid (1196-1465).
(Thacher, John Boyd: Christopher Columbus, New York 1950).
● Para antropologis telah menemukan prasasti dalam
bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Dari prasasti itu diperoleh
keterangan bahwa imigran itu membawa juga gajah dari Afrika. (Winters, Clyde
Ahmad: Islam in Early North and South America, Al-Ittihad, July 1977, p.60)
● Columbus menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober
1492, sementara ia berlayar dekat Gibara pada bagian tenggara pantai Cuba,
Columbus menyaksikan masjid di atas puncak bukit yang indah. Reruntuhan
beberapa masjid dan menaranya serta tulisan ayat Al Quran telah didapatkan di
berbagai tempat seperti Cuba, Mexico, Texas, dan Nevada. (Thacher, John Boyd:
Christopher Columbus, New York 1950)
● Dr. Barry Fell dari Harvard University menulis bahwa
fakta-fakta ilmiah telah menunjukkan bahwa berabad-abad sebelum Columbus, telah
bermukim kaum Muslimin di Benua Baru dari Afrika Utara dan Barat. Dr. Fell
mendapatkan adanya sekolah-sekolah Islam di Valley of Fire, Allan Springs,
Logomarsino, Keyhole, Canyon, Washoe, dan Hickison Summit Pass (Nevada), Mesa
Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana) dalam
tahun-tahun 700-800. (FellL, Barry: Saga America, New York, 1980] dan
GYR,DONALD: Exploring Rock Art, Santa Barbara, 1989)
Jejak
Peninggalan Muslim Amerika
Di sekujur benua Amerika kita akan bisa mendapatkan
jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua, jauh sebelum kedatangan
Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand McNally dan cermati nama-nama
tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los Angeles terdapat nama kawasan
Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan Alamitos, serta nama-nama tempat
seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar, Alameda, Alomar,
Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra.
Di bagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois
terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di
negara bagian Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini
jelas kata Arab) dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba
(berasal dari kata Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta
pulau-pulau Grenada, Barbados, Bahama, dan Nassau.
Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di
Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Nama-nama
pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka di
pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang panjang dan
meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika Islam masih
berjaya di Andalusia, Spanyol.
Menurut Dr. Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak
kurang dari 565 nama tempat di Amerika Utara, baik di negara bagian, kota,
sungai, gunung, danau, dan desa yang diambil dari nama Islam ataupun nama
dengan akar kata bahasa Arab. Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada.
Ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum
Columbus mendarat. Dr. A. Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian
seperti Alabama, sebenarnya berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara
Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh.
Dr. Mroueh juga menuliskan beberapa nama yang dicatatnya
malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho,
Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di
Tennessee, Medina di Texas yang paling besar dengan penduduk 26,000, Medina di
Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois, Mona di Utah, dan Arva di Ontario
Canada.
Ketika Columbus mendarat di kepulauan Bahama pada 12
Oktober 1492, pulau itu sudah dinamai Guanahani oleh penduduknya. Kata ini
berasal dari bahasa Mandika yang merupakan turunan dari bahasa Arab. Dilaporkan
oleh Columbus bahwa penduduk asli di sini bersahabat dan suka menolong. Guana,
yang hingga hari ini masih banyak dipakai sebagai nama di kawasan Amerika
Tengah, Selatan dan Utara, berasal dari kata Ikhwana yang berarti ’saudara’
dalam bahasa Arab.
Guanahani berarti tempat keluarga Hani bersaudara. Namun
Columbus dengan seenaknya menamakan tempat ini sebagai San Salvador dan
merampas kepemilikan pulau itu atas nama kerajaan Spanyol. Columbus dalam
catatannya menuliskan bahwa pada 21 Oktober 1492 dia melihat rerunrtuhan masjid dan menaranya lengkap dengan tulisan
ayat-ayat Al Qur’an telah ditemukan selain di Cuba, juga di Mexico, Texas, dan
Nevada.
Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat
juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani.
Kapalnya berangkat dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi
Youssef (1286-1307), penguasa keenam
dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada
tahun 1291. Menurut Dr. Mroeh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan
referensi oleh ilmuwan Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang
beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke
benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) mencatat berbagai ekpedisi ini dengan cermat.
Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban,
perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan
laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu. Sultan
yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu
Bakari I (1285-1312), saudara dari
Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337),
yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke
Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika
tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312.
Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika
diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan
dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I (1517). Peta ini menunjukkan
belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan
penggambaran pesisiran Brasil secara akurat.
Indian dan
Muslim
Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga
berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee
(Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk,
Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang
nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau
menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada
tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di
California, sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San
Francisco.
Berlainan dengan gambaran stereotip tentang suku Indian
yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang
banyak digambarkan para seniman Barat selama ini, Sequoyah selalu mengenakan
sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan
tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas,
Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi.
Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab seperti
ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870
Orang-orang Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan
dengan mempercayai adanya Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan
Tuhan tersebut tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas
utama manusia diciptakan oleh Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya.
Seperti penuturan seorang kepala suku Ohiyesa: “In the life of the Indian, there was only inevitable duty
-the duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Di
dalam Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin
adalah semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah swt.
Ahli sejarah seni Jerman, Alexander Von Wuthenau, dalam
buku klasiknya “Unexpected Faces in Ancient America” (1975); serta Ivan Van
Sertima dengan buku “They Came Before Columbus” (1976) dan juga mengedit buku
“African Presence In Early America” di mana intelektual Perancis abad ke-19
Brasseur de Bourboug di situ mengungkapkan keberadaan orang-orang Islam di
Amerika tengah, yang juga didukung essei dari P.V. Ramos dalam buku yang sama
tentang keberadaan ‘Mohemmedans’ di Karibia (Carib) yang dijumpai Columbus.
Beberapa literature lainnya yang bisa ditelusuri tentang hal yang sama antara
lain dari ahli arkeologi dan linguis Howard Barraclough (Barry) Fell berjudul
“Saga America” (1980); Colin Taylor (editor) “The Native Americans” (1991); dan
orientalis Inggris De Lacy O’Leary yang menulis “Arabic Thought and It’s Place
In Western History” (1992).
Salah satu buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia karya Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil
penelusurannya, menemukan adanya peta empat buah pulau di Karibia yang dibuat
pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuane Pissigano, kartografer dari
Venesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Columbus mendarat di Amerika.
Dua pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puerto Rico dan Guadalupe.
Menzies juga mengemukakan bahwa Laksamana Zheng He (Ceng Ho), seorang Lkasamana
Cina Muslim, telah mendarat di Amerika pada tahun 1421, 71 tahun lebih awal
ketimbang Columbus. Lima abad sebelumnya, Khaskhas Ibn Saeed Ibn Aswad pun
telah menjejakkan kaki di Amerika. Jelas, penemu Amerika sama seklai bukan
Colombus, tetapi para pionir pelayaran dunia, yakni pelaut-pelaut Islam yang
ulung.
Sejarah
Perkembangan Islam Di Amerika Serikat
Gerakan Ahmadiyah dalam
Islam, sebuah komunitas ortodoks internasionaal, adalah organisasi pertama yang
berhasil menyelenggarakan upaya memperkenalkan Islam di Amerika
Serikat dan paling sukses di antara Afro-Amerika.
Mubaligh-mubaligh
dikirim ke Amerika oleh Gerakan Ahmadiyah untuk menyebarkan Islam,
yang pertama adalah Mufti Muhammad Shadiq, yang menginjakkan kaki di Amerika
pada 15 Februari 1920. Muhammad Sadiq menjadi dekat dengan “Universal Negro
Improvement Association” yang didirikan oleh Marcus Garvey dan mengajarkan
Islam kepada Garveyites, yang anggota-anggotanya kemudian termasuk Elia
Muhammad dan Noble Drew Ali.
Mufti
Muhammad Sadiq mulai menerbitkan sebuah majalah bulanan bernama The Muslim
Sunrise, yang berisi artikel tentang Islam, isu-isu kontemporer. Majalah ini
sampai sekarang pun masih terbit. Muhammad Sadiq menarik banyak orang ke dalam
islam dalam kunjungan singkatnya di Amerika, terutama di Detroit dan Chicago
antara 1922 dan 1923. Gerakan ahmadiyah walaupun mengalami kemajuan dalam
perkembangannya di amerika, pengikutnya tidak pernah sebanyak pengikut Nation
of Islam di amerika yang berasal dari seluruh penjuru negara, pada dasarnya
adalah karena ahmadiya tidak berkhutbah tentang nasionalisme, tapi mengajarkan
tentang islam.
Gerakan
Ahmadiyah terus tumbuh dan menyebar. Mereka telah mendirikan lebih dari 40 misi
di Amerika dan telah berdiri di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 10
juta anggota. (ALI Sekretaris MURTAZA Informasi Gerakan Ahmadiyah dalam Islam
Holliswood, Queens, 7 Mei 1993)
Sejarah
Islam Di Benua Amerika
Mengenai kapan masuknya Islam ke Benua Amerika tidak ada
yang tau secara pasti. Namun ada yang menduga, Islam telah memasuki ke Benua Amerika sebelum
pelaut Portugis, yg bernama Christoper Columbus menemukan benua itu pada tahun
1492 M. Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang
jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia) ikut dalam pelayaran
para pelaut Spanyol dan Portugal dalam pengembaraannya menemukan Benua Amerika
itu. Tugas utama kamu Muslimin Spanyol itu adalah sebagai pemberi arah
pelayaran kapal. Selain itu, diberitakan bahwa pada kurang lebih tahun 1500 M,
ribuan kaum Muslimin Morisco (umat Islam Spanyol yg lari mencari tempat baru
karena mereka dikejar-kejar dan dipaksa masuk Kristen pada pertistiwa
"Penaklukan Kembali" (Reconquista pada tahun 1492), sudah berdatangan
ke Benua Amerika. Namun sayangnya, sebagian besar kaum Muslim generasi awal di
Benua Amerika tersebut musnah, karena adanya pemaksaan agama atau asimilasi di
benua baru itu.
Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-15 dan ke-19
diperkirakan bahwa hampir 1/5 budak-budak dari Afrika, yang dibawa ke benua Amerika adalah beragama Islam. Namun, karena mereka mengalami kesulitan dalam
mempertahankan keislamannya akhirnya banyak di antara mereka yang pindah agama.
Walaupun generasi awal dari umat Islam yang mendiami Benua Amerika itu banyak yang murtad, tetapi pada generasi berikutnya, kaum imigran
Muslimin secara bergelombang memasuki Benua Amerika.
Kaum Imigran Muslim
Kaum imigran Muslim memasuki Benua Amerika sejak tahun
1875 M sampai sekarang. Mereka berasal dari berbagai negara. Menurut
Council on American-Islamic Relations (CAIR), jemaah masjid Sunni yang
diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda:
Asia Selatan (33%), Afro Amerika (30%), Arab (25%), Eropa (2,1%), Amerika kulit
putih (1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia (1,2%), Turki Amerika (1,1%), Iran
Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin (0,6%).
Adapun kegiatan-kegiatan kaum Muslim imigran di Benua
Amerika itu sebagai berikut:
●Membangun masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan Islam.
Menurut laporan Steven Borbuza, seorang wartawan Muslim Amerika Serikat, di
seluruh Amerika Serikat terdapat 1.200 masjid. Sampai dengan tahun
2010 sebanyak 2.106 masjid. Pusat
Islam di Taledo dan Ohio, mempunyai anggota sekitar 600 keluarga dengan latar
belakang negara dan etnis beragam, mempunyai tempat shalat Jum'at yang luas, sekolah-sekolah, toko-toko buku, klinik, kamar
mayat, tempat pemakaman, lapangan rekreasi, dan fasilitas dapur dengan makanan
yang cukup. Pusat-pusat Islam seperti itu terdapat pula di
Los Angeles, Sand Diego, Houston, dan New Jersey.
●Membentuk organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1952,
mendirikan IMS (International Muslim Society = Masyarakat Muslim
Internasional). Organisasi ini didirikan atas prakarsa Abdullah Igram seorang
Muslim kelahiran Amerika, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan Islam dan
meningkatkan kegiatan dakwah di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1954,
organisasi ini pada konferensinya yang ketiga di Chicago diubah namanya menjadi Federation of
Islamic Asociations (FIA = Federasi Asosiasi Islam).
Mahasiswa Muslim
Pada tahun 1963, para mahasiswa Muslim berkumpul di
Universitas Illionis, Champaga, Urbana untuk mendirikan himpunan mahasiswa
Muslim yg bernama Muslim Student Association (MSA). Usaha-usaha organisasi ini
antara lain:
●Memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mempelajari
Islam dalam konteks modern.
●Pada tahun 1966 mendirikan organisasi International
Islamic Federation of Student Organizations (Federasi Organisasi-Organisasi
Mahasiswa Islam Internasional = IIFSO) di Universitas Ibadan, Nigeria.
●Pada tahun 1967, MSA mendirikan Islamic Medical
Association (Himpunan Kedokteran Islam).
●Pada tahun 1972, MSA mendirikan organisasi Association
Of Muslim Social Scientist (Himpunan Ilmuwan Sosial Muslim = AMSS). Kegiatan
AMSS ini antara lain, bekerja sama dengan International Institute of Islamic
Thought (Institut Internasional Untuk Pemikiran Islam = IIIT), dan menerbitkan
American Journal Of Islamic Social Sciences (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Islam di
Amerika = AJISS).
Islamic Society of North America
Pada tahun 1982, MSA mendirikan Islamic Society of North
America (Perhimpunan Islam Amerika Utara = ISNA). ISNA merupakan organisasi Islam terbesar di Amerika
Serikat yang berkantor pusat di
Plainfield, Indiana. Kegiatan ISNA ini antara lain:
●Mengadakan pertemuan tahunan organisasi yang mampu menghadirkan 5000 peserta.
●Mengadakan ceramah dan diskusi tentang Islam dan umat
Islam di Amerika.
●Mengadakan pameran buku, kaset-kaset, busana-busana
Islami, makanan-makanan halal, dan berbagai layanan perbaknkan Islam
Umat Islam
Kulit Hitam
Kaum Muslim kulit hitam di Amerika Serikat jumlahnya
cukup besar. Pada tahun 1931, atas prakarsa Wallace Fard Muhammad didirikanlah
Organisasi Black Muslim (Kaum Muslim Kulit Hitam) di Detroit, yang juga dikenal sebagai dengan sebutan Nation Of Islam
(NOI = Bangsa Islam). Pada tahun 1934, Wallace Fard Muhammad meninggalkan
Amerika. Kemudian organisasi Black Muslim dipimpin oleh Elijah Muhammad
(1897-1975). Elijah adalah putra
seorang pendeta Baptis di Georgia, yang pergi ke Detroit untuk mencari kerja dan menjalin
hubungan akrab dengan Wallace
Fard
Muhammad.
Elijah Muhammad membuka markas besar organisasi Black
Muslim ini di Chicago. Selama kepemimpinannya, organisasi ini mengalami
konsolidasi yang kukuh, dan tumbuh
dengan pesat. Banyak tokoh-tokoh yang masuk Islam, seperti Malcolm Little (Malcolm X), anak
seorang pendeta baptis dan seorang orator ulung, yang setelah menunaikan ibadah haji, namanya diganti menjadi
Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Begitu pun dengan bekas juara tinju kelas berat
Cassius Clay, yang kemudian
namanya diganti menjadi Muhammad Ali. Pada masa kepemimpinan Elijah Muhammad,
telah terbit "Muhammad Speaks" yang kemudian diganti nama menjadi Bilalian News (Kabar Kaum
Bilali atau Muslim Kulit Hitam).
Elijah Muhammad meninggal dunia pada tanggal 25 Februari
1975. Adapun jasa-jasa Elijah Muhammad antara lain:
● Membangun banyak masjid dan sekolah.
● Di
bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah yang besar dan teratur.
● Di bidang ekonomi, ia telah mewariskan uang
senilai lebih dari kurang 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan.
● Telah berhasil mengangkat martabat kaum Mulslim Afro
Amerika dalam bidang sosial,
ekonomi, dan pendidikan.
Adapun yg menggantikan Elijah Muhammad sebagai imam ialah
putranya, yg bernama Waris Deen Muhammad atau Wrisuddin Muhammad. Mengenai
usaha-usaha yg telah dilakukan oleh Warisuddin Muhammad, antara lain:
●Meningkatkan usaha dakwah Islam, yang tidak saja ditujukan kepada orang-orang berkulit hitam,
tapi kepada seluruh umat manusia, apa pun warna kulitnya.
●Meluruskan ajaran-ajaran yang kurang tepat yg telah diajarkan oleh para pendahulunya,
dengan mengembalikannya kepada tuntunan Al-Qur'an dan Hadits. Ia berusaha memantapkan dua kalimat syahadat kepada
para pengikutnya.
●Mendorong para pengikutnya untuk mengambil bagian dalam
kehidupan sosial dan politik negara yang lebih luas.
●Mengubah nama Nations of Islam (NOI) menjadi World
Community of Islam in the West (WCI = Komunitas Dunia Islam di Barat) pada
tahun 1976. Ini dimaksudkan agar sasaran dari dakwah Islam lebih luas lagi.
Selain itu, ia juga mempopulerkan sebutan Bilalian People atau Bilalian
American sebagai pengganti dari Black Muslim.
●Membentuk Mejelis Imam (Council of Imam) pada tahun
1976. Majelis ini terdiri dari 6 orang. Setiap imam mengkoordinasi kegiatan
Islam di wilayahnya masing-masing, seperti pengumpulan dan penyaluran zakat,
penyelenggaraan pendidikan, urusan dakwah, dan perdagangan.
●Membenahi tata tertib di dalam masjid, yaitu
menyingkirkan kursi-kursi dalam masjid akibat pengaruh gereja, maka sejak
Warisuddin menjadi imam, kursi-kursi itu ditiadakan. Demikian juga ia telah
menghilangkan kebiasaan umat Islam kulit hitam yg suka berpuasa pada setiap
bulan Desember, di mana Imam Warisuddin menegaskan bahwa kewajiban puasa bagi
umat Islam itu harus seragam, yaitu pada setiap bulan Ramadhan.
●Mengganti nama "World Community in the West"
menjadi "American Moslem Mission (AMM)" pada tanggal 30 April 1980.
Perubahan ini dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi ini
adalah dakwah (mission), sebagai organisasi bersifat nasional (bangsa Amerika),
dan kaum Muslim Amerika menjadi bagian dari umat Islam dunia.
Usaha-usaha yg telah dilakukan oleh Warisudin Muhammad
tersebut disambut baik oleh para pemimpin dunia Islam, sehingga pada tahun 1978
Warisuddin diundang untuk menghadiri Konferensi Menteri Luar Negeri
Negara-Negara Islam. Ia mendapat gelar "Mujaddid", yang artinya pembaharu.
Jumlah masjid di Amerika Serikat cukup banyak yaitu
2.106 (tahun 2010), baik yang didirikan oleh kaum Muslim kulit hitam maupun oleh
Muslim lainnya. Masjid yang indah
terletak di Washington, yang dibangun
pada tahun 1952.
Sedangkan masjid yang paling besar terletak di Detroit, yakni Islamic Center
Detroit yang dibangun antara
tahun 1962-1968 oleh para jamaah, atas bantuan pemerintah Saudi Arabia, Mesir,
Iran, dan Libanon. Masjid tersebut dilengkapi dengan perpustakaan yang berisi buku-buku Islam berbahasa Inggris.
Di Kanada jumlah umat Islam cukup banyak, hal ini
ditandai dengan terdapatnya masjid hampir di setiap kota besar. Bahkan banyak
bangunan lain yg dijadikan tempat ibadah. Masjid yg pertama dibangun di Kanada,
bahkan salah satu masjid tertua di Amerika Serikat, adalah Masjid Ar-Rasyid di
Edmonto Alberta, didirikan tahun 1931. Selain itu, organisasi-organisasi Islam pun banyak
terdapat di Kanada.
Sejarah
Perkembangan Islam di Amerika Serikat dari Masa ke Masa
Sejarah perkembangan Islam di Amerika dewasa ini terus mengalami
peningkatan dengan adanya tiga faktor. Pertama, arus datangnya kaum
imigran Muslim semakin bertambah, dan keturunan mereka juga
bertambah. Kedua, konversi agama di kalangan penduduk Amerika
berkulit hitam. Ketiga, konversi agama di kalangan kulit putih.
Di
tahun 1997, Amerika Serikat mengalami persoalan sosial yang serius. Ahmed
Husosen Deedat mengatakan, persoalan yang dihadapi oleh adalah para gay,
pemabuk, surplus kaum wanita, pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ada orang
Amerika yang dapat menjadi Walikota di New York, Los Angles atau San Fransisco
tanpa dukungan kaum gay di kota-kota tersebut. Amerika juga memiliki 11 juta
pemabuk (problem drinkers) ditambah lagi 40 juta peminum berat. Lalu kemudian
orang-orang Amerika mencari jalan keluar dari persoalan-persoalan tersebut, di
antaranya dengan terbentuknya sekte-sekte keagamaan, seperti Sun Meong Mouse
(pemuda Korea yang mengaku menjadi Kristus kedua), Father Devine (seorang Negro
Amerika yang mengaku dirinya Tuhan), Riv Jim Jones (yang mempraktekkan cara
memuja dengan bunuh diri), Klu Kluks Klan (gerakan Here Krishna, kelompok
pemuja setan). Kemudian Ahmed Deedat menjelaskan bahwa Islam dapat memberikan
jalan keluar kepada orang-orang Amerika, akan tetapi siapa yang cocok melakukan
Islamisasi di Amerika adalah Afro-Amerika karena tekanan yang mereka alami
selama lebih kurang tiga abad, telah menjadikan mereka sebagai komunitas muslim
paling militan di dunia. Allah telah memilih the black man untuk tugas mulia ini, yakni mengubah masyarakat
Barat.
Di
samping dakwah yang dilakukan oleh masyarakat Muslim Afro-Amerika, usaha lain
yang dilakukan oleh masyarakat muslim yang diperkenalkan Islam di California
adalah mendirikan perpustakaan dengan nama Muslim Public Library. Perpustakaan
ini dimaksudkan untuk studi keagamaan, penyesuaian kebudayaan Amerika bagi
keluarga Muslim, dan memperkenalkan non-muslim pada Islam yang sering
digambarkan sebagai agama teroris karena seringnya terjadi distorsi, itulah
terjadi pembakaran mesjid di Yuba City sebelah utara California, dan mesjid di
New York sekitar tahun 1994.
Di
samping itu, di Washington sendiri terdapat Islamic Centre, pusat kegiatan
Islam yang selama ini menjadi pusat pedoman penting untuk berbagai persoalan
penting bagi masyarakat muslim Amerika Serikat, seperti penentuan awal
Ramadhan, jatuhnya Idul Fitri, dan jadwal shalat sehari-hari.
Kaum Muslim
yang tinggal di Amerika Serikat saat ini mewakili banyak pergerakan besar dan
identitas dari kalangan imigran dan pribumi, Sunni dan Syiah, konservatif dan
liberal. Muslim Arab kini terus mengisi proporsi dalam jumlah besar dari
komunitas Islam di Amerika Serikat. Banyak dari mereka yang berpendidikan
tinggi dan para profesional yang sukses berperan sebagai pemimpin dalam pengembangan
Islam Amerika yang lintas kebangsaan dan lintas etnis. Belum ditemukan data
akurat tentang jumlah Muslim Amerika Serikat. Namun, ada yang memperkirakan
jumlah Muslim di Amerika Serikat saat ini telah mencapai 6 juta jiwa. Sarana
peribadatan berupa mesjid di Amerika Serikat terdapat
pada hampir seluruh, kalau tidak semua negara bagian di Amerika Serikat. Jumlah
mesjid menurut data yang diperoleh sebanyak 2.106 buah (data sampai dengan
tahun 2010). Sekolah-sekolah Islam terdapat di Ohio dengan nama Sekolah Islam
Oasis, di New Jersey terdapat SD Muslim al-Gazali, di Maryland terdapat SD dan
SMP Al-Huda, dan Madrasah (Sunday School) IMAAM Center di Montgemory County,
Maryland.
KESIMPULAN
Christopher Colombus menyeberangi Samudera Atlantik dan
sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492. Perjalanan tersebut
didanai oleh Ratu Isabella dari Castilian Spanyol. Setelah ratu tersebut
berhasil menaklukkan Andalusia. Ia percaya bahwa Bumi berbentuk bola kecil, dan
beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.
Ternyata sebelum kedatangan Christoper Columbus (yang
katanya penemu benua Amerika), umat Islam sudah terlebih dahulu menemukannya.
Sebuah fakta yang tak terbantahkan lagi jika umat Islam sudah lebih dulu berada
di daratan luas yang kini bernama Amerika, jauh beberapa abad sebelum
kedatangan Columbus yang mengklaim sebagai penemu Amerika.
Gerakan Ahmadiyah dalam Islam, sebuah komunitas ortodoks
internasional, adalah organisasi pertama yang berhasil menyelenggarakan upaya
memperkenalkan Islam di Amerika Serikat dan paling sukses di antara
Afro-Amerika.
Mengenai kapan masuknya Islam ke Benua Amerika tidak ada
yang tau secara pasti. Namun ada yang menduga, Islam telah memasuki ke Benua Amerika sebelum
pelaut Portugis, yang bernama Christoper Columbus menemukan benua itu pada tahun
1492. Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang masih diselidiki. Yang jelas,
sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia)
Sejarah perkembangan Islam di Amerika dewasa ini terus
mengalami peningkatan dengan adanya tiga faktor. Pertama, arus datangnya kaum
imigran muslim semakin bertambah, dan keturunan mereka juga bertambah. Kedua,
konversi agama di kalangan penduduk Amerika berkulit hitam.
Ketiga, konversi agama di kalangan kulit putih.
Wallahu
‘alam bish Shawab, Wa billahit taufiq Walhidayah. □ AFM
Ikuti pula video youtube ini:
Tahun 1421 Cheng Ho
Menemukan Amerika Sebelum Eropa
Abad Ke-8 Muslim Sudah di Amerika
Sumber:
http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-sejarah-masuknya-islam-ke.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/06/islam-di-amerika-serikat.html
http://afaisalmarzuki.blogspot.com/2015/02/muslim-penjelajah-dunia.html
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_the_United_States
Dan lain-lain □□□