Oleh:
A. Faisal Marzuki
Nulla
falsa doctrina est, quae non aliquid veri permisceat. [Bahasa Latin]
Artinya
dalam bahasa Inggris: There is no false doctrine, which is not anything of the truth may
embroil.
Maknanya
dalam bahasa Indonesia: Tidak ada ajarannya yang
salah, namun tidak semuanya mengandung kebenaran, tapi boleh jadi kita ambil
manfaatnya.
[Kutipan George Sale dalam bukunya The Koran]
S
|
iapa George Sale? Dia adalah seorang bangsa
Inggris yang hidup di abad ke-18. Dia adalah seorang penerjemah Al-Qur'an
langsung dari teks asli Bahasa Arab ke Bahasa Inggris. Kata Pengantar Awal yang
disajikan dengan baik sekali. Terjemahannya diberi ulasan dari komentator
(pengulas) yang kompeten. Ulasannya sebagai catatan untuk lebih memperjelas
teks terjemahan
Gambar: Kata Pengantar Awal
Data
yang diketahui penulis adalah bahwa dalam mempersiapkan penterjemahannya
memakan waktu selama 25 tahun dengan dibantu dua orang Arab yang tinggal di London. Berlaianan halnya dengan terjemahan yang
beredar sebelumnya yaitu terjemahan dari terjemahan yang dengan itu jauh
seperti yang dimaksud oleh Al-Qur’an yang sebenarnya. Penjelasan terjemahannya sering
miris. Boleh jadi ditimbulkan dari adanya
sentimen crusader (bayangan perang
salib) yang masih pekat, sehingga keluar dari objektifitasnya.
Sebenarnya George Sale ada juga seperti itu, namun
segi positifnya jauh lebih baik dari terjemahan sebelumnya dari penerjemah yang
lain, seperti antara lain bagaimana dia
melihat sosok Nabi Muhammad sebagai berikut:
Nabi (Muhammad saw) sebagai: ●Pribadi yang sungguh baik karakternya; ●Punya kecerdasan yang mendalam; ●Perilakunya
yang menyenangkan; ●Mengasihi orang
miskin; ●Sopan kepada setiap orang; ●Kukuh didepan musuh; ●Dan diatas
segalanya, memiliki penghormatan yang sangat tinggi atas nama Allah. Demikian
tinggi penghormatan dan penghargaan George Sale terhadap Rasulullah saw.
George Sale sangat mengagumi hukum-hukum Islam
yang terdapat dalam Al-Qur’an. Ia menyebutkan bahwa Nabi, maksudnya Muhammad saw, sebagai pemberi ketentuan hukum
bagi orang-orang Arab.
Terjemahan The
Koran George Sale dikutip dan dijadikan referensi untuk menyusun sistim
hukum dan pembuatan undang-undang di Inggris dan di Amerika. Di Inggris oleh
John Adam dan Amerika oleh Thomas Jefferson.
Sementara dikalangan yang tidak suka dengan
Islam, terjemahan The Koran George
Sale, mencap George Sale telah kafir dengan “Injil Muhammad”-nya. Tuduhan lain
mengatakan bahwa George Sale tidak Kristen lagi, begitu pula dengan Thomas
Jefferson di Amerika.
Hingga kini, terjemahan The Koran George Sale tersebut ada di Library of Congress. Bahkan
yang aslinya masih ada dengan harga sejak dari 200 dolar sampai 7 ribuan dolar.
Tergantung dari edisi, dan kualitas biasa atau lux. Dan keadaan buku itu sendiri.
Hal tersebut dapat dimaklumi, karena diterbitkan di abad 18. Terjemahan inilah
yang mempengaruhi jalan fikiran John Locke dan juga Thomas Jefferson. Thomas
Jefferson sebagai ahli hukum, negarawan dan kemudiannya menjadi presiden, mengingankan
bahwa Muslim adalah warga masa depan negaranya.
Sementara yang lain menyatakan George Sale konon
menghabiskan 25 tahun di Saudi, sehingga memperoleh pengetahuan tentang bahasa
Arab dan adat istiadatnya. Keterangan ini adalah dasar dari pernyataan Voltaire
dalam Dictionnaire philosophique dalam artikel 'Al Koran,' 'Arot dan Marot'. Di sisi lain, Harold Lyon
Thomson, menulis di Kamus Biografi Nasional, menyatakan bahwa ia tidak pernah
meninggalkan negara asalnya.
Malah dari salah seorang pembaca facebook bereaksi atas posting penulis mengenai The Koran George Sale dengan
komentarnya: Bagaimana mungkin menterjemahkan Al-Qur’an yang bahasa Arab oleh
orang yang tidak bisa berbahasa Arab. Walaupun ada yang membantu tetap saja
syarat penterjemahan tidak terpenuhi. Perlu ada lembaga Islam yang memeriksa
terjemahan tersebut.
Kemudian penulis komentari bahwa kalaupun kita baca bukan
berarti sebagai referensi kita, tapi sebagai studi banding bagaimana orang
diluar Islam memahami Kitab Suci umat Islam yang diterjemahkannya, The Koran
yang sering disebutkan non muslim ketika itu The Alcoran of Mohammed.
Kita juga ingin tahu kan, kalau tidak bagaimana kita dapat berdakwah dengan
efektif tanpa kita tahu medannya.
Gambar: Halaman Pertama The Koran George Sake.
Ada yang menarik dari The
Koran terjemahan George Sale ini, yaitu kalau diperhatikan The Koran dibawah baris dari tulisan By
George Sale - lihat gambar diatas, tertulis dalam bahasa latin Nulla falsa doctrina est, quae non aliquid
veri permisceat, Augustin, Quaeft. Evang. l. 2. C. 40. Setelah saya coba
memengertikan maknanya adalah sebagai berikut:
Nulla
falsa doctrina est, quae non aliquid veri permisceat.
Dalam bahasa Inggris penulis menemukan artinya sebagai
berikut:
There
is no false doctrine, which is not anything of the truth may embroil.
Dengan terjemahan bahasa Inggris dari bahasa Latin ini maka
penulis mengambil kesimpulan maknanya adalah sebagai berikut:
Tidak ada ajarannya yang salah, namun tidak semuanya mengandung
kebenaran, tapi boleh jadi kita ambil manfaatnya.
Gambar: Kutipan George Sale dalam bahasa Latin.
Ini suatu catatan dari The
Koran di halaman pembuka, lihat gambar diatas, yang ingin menarik pembaca dari kalangan orang
Inggris sendiri yang haus akan pengetahuan tentang Islam, tapi mereka ragu
karena bukan kitab sucinya. Sebenarnya penerjemah The Koran ini mengutip
kata-kata dari Augustin dari halaman Quaeft.
Evang. l. 2. c. 40. George Sale
memahami bahwa dari kalangan atas masyarakat mereka mengetahui sejarah adanya
kejayaan Islam - sebelumnya Eropa masih berada di zaman gelap (dark ages). Dengan itu The Koran George Sale ini akan di beli
mereka. Ternyata bukan di negara Inggris saja dibeli, tapi mereka yang diluar Inggris
juga. Tentunya mereka bukan berbahasa Arab dan bukan pula beragama Islam dapat
membaca Al-Qur’an asli berbahasa Arab, tapi dengan “The Koran” commonly called “The
Alcoran of Mohammed”- sebagaimana lazimnya disebut Al-Qur’annya Muhammad
menjadi penggantinya yang efektif untuk dibaca.
Ketika itu Kitab Injil bukan seperti sekarang, tapi hanya
dalam bahasa Latin. Bahasa Latin sebagai bahasa agama mereka. Dan kebanyakan di
kalangan pimpinan Gereja dan orang terpelajarnya mengerti bahasa Latin
Jadi, terjemahan The
Koran George Sale adalah sebagai bagian dari memenuhi keiinginantahuan
orang non Muslim untuk mencoba tahu isi Al-Qur’an, sebelumnya baru
didengar-dengar saja dalam sejarah berjayanya kekhalifahan Islam seperti di Timur
Tengah, Spanyol yang diperintah Islam selama 8 abad, dan Imperium Ottoman yang
dapat mengalahkan Byzantium yang dikenal juga dengan nama Imperium Romawi Timur.
Karena pada abad ke-18 tidak ada referensi terjemahan
Al-Qur’an yang layak bagi mereka. Sementara George Sale tidak berkenan dengan
terjemahan yang ada kurang akurat. Sementara Barat memerlukan terjemahan Al-Qur’an.
Kemudian terpenuhi dari terjemahan The
Koran George Sale sebagai sumber pengayaan
sumber hukum bagi orang Barat yang sedang menggeliat maju dengan renaissance
– kebangkitan Eropa (Barat) seperti John Locke - dari Inggris dan Thomas
Jeferson - dari Amerika. Sementara Perancis mengambil dari codex hukum Napoleon
Bonaparte yang bersumber dari kekhalifahan Islam di Mesir.
Gambar: Halaman terjemahan Surat ke-18, Al-Kahf (The Cave)
Dalam kesempatan bedah buku Thomas Jefferson’s Quran yang
notabene buku terjemahan The Qur’an
George Sale, mas Abdul Nur Adnan bercerita. Suatu ketika ia bersama Nurcholis Majid
membawanya ke Thomas Jefferson Memorial yang terletak dipinggiran "danau" Tidal Basin di Washington D.C.. Sesampai disana, kemudian Nurcholish Majid melihat
dan membaca apa yang terdapat pada sekeliling dinding tinggi dalam bangunan Memorial yang terbuat dari marmer, bertuliskan kata-kata pilihan dari catatan-catatan berharga Thomas
Jefferson. Setelah menyimaknya, kemudian Nurcholis Majid menyimpulkan dalam komentarnya: "Ini seperti Piagam Madinah Nabi Muhammad saw". Wallahu ‘Alam bish-Shawab. Billahi Taufiq
wal-Hidayah. □ AFM
Facebook Faisal Marzuki dalam tajuk "Siapa George Sale" □□□