Wednesday, September 7, 2016

Siapa George Sale


Oleh: A. Faisal Marzuki



Nulla falsa doctrina est, quae non aliquid veri permisceat. [Bahasa Latin]

Artinya dalam bahasa Inggris: There is no false doctrine, which is not anything of the truth may embroil.

Maknanya dalam bahasa Indonesia: Tidak ada ajarannya yang salah, namun tidak semuanya mengandung kebenaran, tapi boleh jadi kita ambil manfaatnya.
 
[Kutipan George Sale dalam bukunya The Koran]


S
 iapa George Sale? Dia adalah seorang bangsa Inggris yang hidup di abad ke-18. Dia adalah seorang penerjemah Al-Qur'an langsung dari teks asli Bahasa Arab ke Bahasa Inggris. Kata Pengantar Awal yang disajikan dengan baik sekali. Terjemahannya diberi ulasan dari komentator (pengulas) yang kompeten. Ulasannya sebagai catatan untuk lebih memperjelas teks terjemahan

 Gambar: Kata Pengantar Awal

Data yang diketahui penulis adalah bahwa dalam mempersiapkan penterjemahannya memakan waktu selama 25 tahun dengan dibantu dua orang Arab yang tinggal di London. Berlaianan halnya dengan terjemahan yang beredar sebelumnya yaitu terjemahan dari terjemahan yang dengan itu jauh seperti yang dimaksud oleh Al-Qur’an yang sebenarnya. Penjelasan terjemahannya sering miris. Boleh jadi ditimbulkan dari adanya sentimen crusader (bayangan perang salib) yang masih pekat, sehingga keluar dari objektifitasnya.

Sebenarnya George Sale ada juga seperti itu, namun segi positifnya jauh lebih baik dari terjemahan sebelumnya dari penerjemah yang lain,  seperti antara lain bagaimana dia melihat sosok Nabi Muhammad sebagai berikut:

Nabi (Muhammad saw) sebagai: ●Pribadi yang sungguh baik karakternya;  ●Punya kecerdasan yang mendalam; ●Perilakunya yang menyenangkan;  ●Mengasihi orang miskin; ●Sopan kepada setiap orang; ●Kukuh didepan musuh; ●Dan diatas segalanya, memiliki penghormatan yang sangat tinggi atas nama Allah. Demikian tinggi penghormatan dan penghargaan George Sale terhadap Rasulullah saw.

George Sale sangat mengagumi hukum-hukum Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an. Ia menyebutkan bahwa Nabi, maksudnya Muhammad saw, sebagai pemberi ketentuan hukum bagi orang-orang Arab.

Terjemahan The Koran George Sale dikutip dan dijadikan referensi untuk menyusun sistim hukum dan pembuatan undang-undang di Inggris dan di Amerika. Di Inggris oleh John Adam dan Amerika oleh Thomas Jefferson.

Sementara dikalangan yang tidak suka dengan Islam, terjemahan The Koran George Sale, mencap George Sale telah kafir dengan “Injil Muhammad”-nya. Tuduhan lain mengatakan bahwa George Sale tidak Kristen lagi, begitu pula dengan Thomas Jefferson di Amerika.

Hingga kini, terjemahan The Koran George Sale tersebut ada di Library of Congress. Bahkan yang aslinya masih ada dengan harga sejak dari 200 dolar sampai 7 ribuan dolar. Tergantung dari edisi, dan kualitas biasa atau lux. Dan keadaan buku itu sendiri. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena diterbitkan di abad 18. Terjemahan inilah yang mempengaruhi jalan fikiran John Locke dan juga Thomas Jefferson. Thomas Jefferson sebagai ahli hukum, negarawan dan kemudiannya menjadi presiden, mengingankan bahwa Muslim adalah warga masa depan negaranya.

Sementara yang lain menyatakan George Sale konon menghabiskan 25 tahun di Saudi, sehingga memperoleh pengetahuan tentang bahasa Arab dan adat istiadatnya. Keterangan ini adalah dasar dari pernyataan Voltaire dalam Dictionnaire philosophique dalam artikel 'Al Koran,' 'Arot dan Marot'. Di sisi lain, Harold Lyon Thomson, menulis di Kamus Biografi Nasional, menyatakan bahwa ia tidak pernah meninggalkan negara asalnya.

Malah dari salah seorang pembaca facebook bereaksi atas posting penulis mengenai The Koran George Sale dengan komentarnya: Bagaimana mungkin menterjemahkan Al-Qur’an yang bahasa Arab oleh orang yang tidak bisa berbahasa Arab. Walaupun ada yang membantu tetap saja syarat penterjemahan tidak terpenuhi. Perlu ada lembaga Islam yang memeriksa terjemahan tersebut.

Kemudian penulis komentari bahwa kalaupun kita baca bukan berarti sebagai referensi kita, tapi sebagai studi banding bagaimana orang diluar Islam memahami Kitab Suci umat Islam yang diterjemahkannya, The Koran yang sering disebutkan non muslim ketika itu The Alcoran of Mohammed. Kita juga ingin tahu kan, kalau tidak bagaimana kita dapat berdakwah dengan efektif tanpa kita tahu medannya.

Gambar: Halaman Pertama The Koran George Sake.


Ada yang menarik dari The Koran terjemahan George Sale ini, yaitu kalau diperhatikan The Koran dibawah baris dari tulisan By George Sale - lihat gambar diatas, tertulis dalam bahasa latin Nulla falsa doctrina est, quae non aliquid veri permisceat, Augustin, Quaeft. Evang. l. 2. C. 40. Setelah saya coba memengertikan maknanya adalah sebagai berikut:

Nulla falsa doctrina est, quae non aliquid veri permisceat.

Dalam bahasa Inggris penulis menemukan artinya sebagai berikut:

There is no false doctrine, which is not anything of the truth may embroil.

Dengan terjemahan bahasa Inggris dari bahasa Latin ini maka penulis mengambil kesimpulan maknanya adalah sebagai berikut:

Tidak ada ajarannya yang salah, namun tidak semuanya mengandung kebenaran, tapi boleh jadi kita ambil manfaatnya.


Gambar: Kutipan George Sale dalam bahasa Latin.


Ini suatu catatan dari The Koran di halaman pembuka, lihat gambar diatas, yang ingin menarik pembaca dari kalangan orang Inggris sendiri yang haus akan pengetahuan tentang Islam, tapi mereka ragu karena bukan kitab sucinya. Sebenarnya penerjemah The Koran ini mengutip kata-kata dari Augustin  dari halaman Quaeft. Evang. l. 2. c. 40.   George Sale memahami bahwa dari kalangan atas masyarakat mereka mengetahui sejarah adanya kejayaan Islam - sebelumnya Eropa masih berada di zaman gelap (dark ages). Dengan itu The Koran George Sale ini akan di beli mereka. Ternyata bukan di negara Inggris saja dibeli, tapi mereka yang diluar Inggris juga. Tentunya mereka bukan berbahasa Arab dan bukan pula beragama Islam dapat membaca Al-Qur’an asli berbahasa Arab, tapi dengan “The Koran” commonly called “The Alcoran of Mohammed”- sebagaimana lazimnya disebut Al-Qur’annya Muhammad menjadi penggantinya yang efektif untuk dibaca.

Ketika itu Kitab Injil bukan seperti sekarang, tapi hanya dalam bahasa Latin. Bahasa Latin sebagai bahasa agama mereka. Dan kebanyakan di kalangan pimpinan Gereja dan orang terpelajarnya mengerti bahasa Latin
 
Jadi, terjemahan The Koran George Sale adalah sebagai bagian dari memenuhi keiinginantahuan orang non Muslim untuk mencoba tahu isi Al-Qur’an, sebelumnya baru didengar-dengar saja dalam sejarah berjayanya kekhalifahan Islam seperti di Timur Tengah, Spanyol yang diperintah Islam selama 8 abad, dan Imperium Ottoman yang dapat mengalahkan Byzantium yang dikenal juga dengan nama Imperium Romawi Timur.

Karena pada abad ke-18 tidak ada referensi terjemahan Al-Qur’an yang layak bagi mereka. Sementara George Sale tidak berkenan dengan terjemahan yang ada kurang akurat. Sementara Barat memerlukan terjemahan Al-Qur’an. Kemudian terpenuhi dari terjemahan The Koran George Sale sebagai sumber pengayaan  sumber hukum bagi orang Barat yang sedang menggeliat maju dengan  renaissance – kebangkitan Eropa (Barat) seperti John Locke - dari Inggris dan Thomas Jeferson - dari Amerika. Sementara Perancis mengambil dari codex hukum Napoleon Bonaparte yang bersumber dari kekhalifahan Islam di Mesir.

Gambar: Halaman terjemahan Surat ke-18, Al-Kahf (The Cave)

Dalam kesempatan bedah buku Thomas Jefferson’s Quran yang notabene buku terjemahan The Qur’an George Sale, mas Abdul Nur Adnan bercerita. Suatu ketika ia bersama Nurcholis Majid membawanya ke Thomas Jefferson Memorial yang terletak dipinggiran "danau" Tidal Basin di Washington D.C.. Sesampai disana, kemudian Nurcholish Majid melihat dan membaca apa yang terdapat pada sekeliling dinding tinggi dalam bangunan Memorial yang terbuat dari marmer, bertuliskan kata-kata pilihan dari catatan-catatan berharga Thomas Jefferson. Setelah menyimaknya, kemudian Nurcholis Majid menyimpulkan dalam komentarnya:  "Ini seperti Piagam Madinah Nabi Muhammad saw". Wallahu ‘Alam bish-Shawab. Billahi Taufiq wal-Hidayah. □ AFM

Sumber:
Facebook Faisal Marzuki dalam tajuk "Siapa George Sale" □