Thursday, November 29, 2018

Journey to Andalusia



JOURNEY TO ANDALUSIA
JELAJAHI KEMEGAHAN ISLAM DI BENUA BIRU


KATA PENGANTAR

T
idak banyak generasi muda Muslim yang masih mengetahui jejak sejarah Andalusia. Sebenarnya, Andalusia adalah sejarah yang paripurna, negeri sejuta cahaya, tempat segala hal hebat berawal. Islam pernah menyinari negeri itu dengan ilmu pengetahuan, peradaban, dan kemanusiaan selama 800 tahun. Lebih dari 2/3 sejarah Islam ada di sana. Kalkulus, algoritma, trigonometri, aljabar, adalah hasil pemikiran ilmuwan muslim bagi kemajuan peradaban. Tanpa penemuan-penemuan itu, tidak akan ada revolusi digital yang kita nikmati saat ini.

Catatan perjalanan ini bukan sekedar menjelaskan bahwa Islam pernah berada di Andalusia, wilayah yang kini bersama Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis tapi juga mengingatkan bahwa benderang itu bersumber dari Islam.


RESENSI BUKU JOURNEY TO ANDALUSIA

A
ndalusia adalah wilayah yang luas melingkupi Semenanjung Iberia bagian selatan seperti sebagian Spanyol dan Portugal, juga Afrika bagian utara yaitu Maroko. Andalusia berasal dari bahasa Arab “Al-Andalus” yang merujuk pada bagian jazirah Iberia yang dahulu berada di bawah pemerintahan muslim.

Sedikit yang tahu bahwa Islam pernah berjaya di wilayah Eropa bagian selatan tersebut. Andalusia menjadi tempat segala hal hebat berawal. Di sini, Islam unggul di bidang ilmu pengetahuan, peradaban, dan kemanusiaan dari tahun 711 sampai 1492 Kalender Gregorian.

Delapan ratus tahun memang bukan waktu singkat. Perlahan kejayaan Islam itu mulai memudar, hingga akhirnya sirna seakan tak berbekas. Namun, dunia Barat berhutang banyak pada Islam. "Bagaikan bulan yang cahayanya hasil meminjam dari umat Islam," tulis Stanley Lane Poole dalam bukunya yang berjudul The Moors in Spain.

Ahli hitung muslim berhasil membuat peta dunia yang rumit dan detail, mengukur radius bumi, menemukan istilah mil untuk menunjukkan jarak yang digunakan sampai saat ini. Kalkulus, algoritma, trigonometri, dan aljabar, juga hasil pemikiran ilmuwan muslim yang tak ternilai bagi kemajuan peradaban.

Seorang muslimah asal Indonesia, Marfuah Panji Astuti, berhasil membedah dan menjabarkan keberhasilan muslim di Andalusia dalam Journey to Andalusia. Selain bercerita tentang bangunan peninggalan Islam di lokasi yang disinggahinya di kawasan Andalusia, wanita yang kerap dipanggil Uttiek ini juga mengangkat tokoh-tokoh bersejarah dari Andalusia dan warisan-warisan yang ditinggalkan.

Tak ketinggalan, sebagai buku traveling, Uttiek juga membagikan tip perjalanan secara mandiri atau melalui travel agent dan tip moslem traveler ke Eropa. Buku ini cocok dibaca bagi mereka yang ingin tahu kemegahan Islam masa lalu di Andalusia.

Secara rinci, berikut tiga dari sepuluh warisan Andalusia untuk dunia yang dikutip dari buku Journey to Andalusia.


1. Kedokteran

Di saat Barat masih menganggap penyakit sebagai kutukan, dokter-dokter muslim di Andalusia telah berhasil mengklasifikasi penyakit berdasar gejala, melakukan pembedahan, menghentikan perdarahan, dan mendirikan rumah sakit. Salah satu dokter yang termasyhur adalah Abu Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi (930-1013), atau di Barat dikenal sebagai Abulcasis.


2. Kuliner

Kebudayaan Andalusia memperkenalkan pembagian menu makan menjadi beberapa bagian, yakni appetizer (makanan pembuka), main course (makanan utama), dan dessert (makanan penutup). Tata cara makan seperti itu masih digunakan hingga sekarang. Beberapa makanan yang merupakan warisan kuliner Andalusia, salah satunya pasta. Sekarang pasta dikenal sebagai makanan khas Italia, namun sejatinya wanita Andalusia sudah membuat pasta untuk jamuan makan jauh sebelumnya - boleh jadi juga ada pengaruh dari Sisilia (kepulauan yang terletak di sisi selatan semenajung Italia) yang 290 tahun lamanya Muslim memerintah di sana.


3. Perpustakaan

Ilmu pengetahuan yang tumbuh subur di Andalusia sejalan dengan munculnya perpustakaan. Ibaratnya, bak cendawan di musim hujan. Tercatat di kota Cordoba saja telah berdiri lebih dari 70 perpustakaan atau yang disebut Dar-Al-Ilmi (rumah ilmu). Tidak hanya tempat meminjam buku, perpustakaan juga menjadi tempat diskusi antara guru dan murid-muridnya.


PENUTUP

D
emikianlah Marfuah Panji Astuti penulis buku Journey to Andalusia yang diterbitkan oleh Gramedia mengisahkan perjalanannya yang mengagumi dari jejak-jejak Peradaban Islam selama 800 tahun yang masih membekas dan terpelihara dengan baik. □ AFM


Sumber:
Gramedia - Journey to Andalusia