C
|
oba simak dengan baik gonjang ganjing sisi lain
dari warga Indonesia yang dikemukakan oleh Bastian P Simanjuntak yang melihat dan membaca keadaan politik dan pengaruh
yang berkembang sekarang ini. Dirasakan bahwa keadaan ini belum adil, karena
tidak menyentuh kehidupan dan harkat hidup rakyat kebanyakan bangsa Indonesia.
Cobalah berfikir secara adil demi
keberlangsungan kehidupan negara dan bangsa ini. Sangat jelas belum
menggambarkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia serta jauh dari idealisme
yang dituju seperti tercantum dari UUD ’45 dalam pembukaannya sebagai berikut:
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada: ● Ketuhanan Yang Maha Esa, ● Kemanusiaan yang adil dan beradab, ● Persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, ● Serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Renungan:
- Cobalah Anda renungkan isinya. Dengan ini menjadi kewajiban seluruh warga Indonesia untuk menjalankannya, terutama kepada pemangku pemerintah yang telah diberi kepercayaan dalam pemilihan umum untuk menjalankan administrasi pemerintahan tentunya untuk seluruh warganya baik atas terutama yang dibawah. □ AFM
Sebuah Case Study bagi Pemerintah Indonesia dengan
jajarannya dari atas ke bawah sebagai berikut ini:
Gerakan Pribumi Indonesia Ultimatum 9 Naga
M
|
asyarakat Indonesia sudah terlalu sering menjadi
korban penjajahan para kapitalis hitam yang dijuluki dengan nama 9 Naga. Para 9
Naga ini dikenal sangat rakus, tidak pernah puas dengan kekayaannya yang sudah
melimpah ruah. Berdasarkan data dari World Bank tahun 2016 kekayaan 4 orang
terkaya setara dengan kekayaan 100 juta rakyat Indonesia. Mereka menguasai
sumber daya alam, perdagangan, industri manufaktur, perbankan, asuransi,
perkapalan, properti, dan sektor-sektor lainnya.
“Negara
menjadi semakin tidak berdaulat dan semakin tunduk terhadap perintah sembilan
naga. Terbukti pemerintah tidak berani tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran
hukum yang mereka lakukan,” kata Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo)
Bastian P Simanjuntak, di Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Bastian menjelaskan, salah satu kelembutan
pemerintah ditunjukan kepada Aguan yang sempat dicekal KPK terkait kasus
reklamasi di tahun lalu. Pemerintah justru mengundang Aguan ke istana untuk
dirayu agar melaporkan pajak dengan benar. “Presiden seolah-olah tidak berani
menggunakan perangkat hukum untuk menjerat para penunggak pajak besar itu,”
jelasnya.
Bastian juga menuturkan, beberapa waktu lalu Sri
Mulyani pernah mengatakan, diantara orang terkaya ada 8 orang yang tidak
memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), namun faktanya Sri Mulyani pun tidak
bisa tegas menindak orang-orang kaya tersebut yang tidak memiliki NPWP. “Namun
sebaliknya, pemerintah keras terhadap rakyat kecil. Subsidi listrik dihapus,
petani tebu dipajaki, penunggak rumah susun diusir, dan seterusnya,” tuturnya.
.
Atas dasar tersebut, kata Bastian, akhirnya
rakyat berkesimpulan pemerintah sudah tunduk di bawah lutut para sembilan naga
ini, mirip seperti patung Jenderal Sudirman yang tingginya hanya di bawah lutut
patung Jenderal perang China di Tuban. “Sembilan Naga adalah musuh Rakyat
Indonesia, mereka penjajah bangsa Indonesia, merekalah yang selalu menghambat
kenaikan upah minimum regional kaum pekerja, merekalah yang selalu merekayasa
harga pasar rumah yang begitu tinggi sehingga tidak terjangkau oleh kaum
pekerja, merekalah yang suka mencuri ikan para nelayan, merekalah yang membawa
lari uang Indonesia keluar negeri untuk menghindari pajak, merekalah
antek-antek neoimperialis neokolonialis Cina yang tidak mempedulikan hak-hak
rakyat pribumi bahkan mereka telah merampas aset negara dan tanah-tanah rakyat
secara ilegal, masih banyak lagi daftar dosa yang sudah dicatat oleh para
aktivis yang cinta bangsa dan negara Indonesia,” jelas Bastian.
Lebih lanjut, Bastian menegaskan jika Rakyat
Indonesia, baik dari kelompok Islam maupun kelompok nasionalis pribumi
Indonesia, saat ini masih menunggu dan mencoba untuk tetap bersabar, karena
percaya bahwa demokrasi adalah jalan terbaik buat bangsa Indonesia untuk
menggapai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 1945. Meskipun demokrasi telah
dicabik-cabik dengan kecurangan-kecurangan secara sistematis dan terencana,
rakyat Indonesia masih tetap bersabar. “Kami masih menunggu kesadaran
pemerintahan Jokowi. Apakah Jokowi berani melawan sembilan naga? Meskipun
sebenarnya kami pesimis, ‘jangankan 9 Naga, merobohkan patung saja Jokowi tidak
berani’. Jokowi hanya berani menangkap para aktivis yang anti terhadap hegemoni
Cina di Indonesia dengan penggunaan pasal karet, yaitu tuduhan makar, kejahatan
ITE dan ujaran kebencian menyangkut SARA.
Jika pemerintah tidak berani melawan sembilan
naga maka rakyat sudah pasti akan turun ke jalan untuk berperang melawan
sembilan naga,” tandasnya. Bastian pun menegaskan, pihaknya memberikan
ultimatum kepada 9 Naga untuk menyerah dan tidak lagi mengintervensi
pemerintahan, setelah itu mengembalikan aset-aset bangsa Indonesia yang selama
ini telah dikuasai secara ilegal. Dikatakan Bastian, rakyat Indonesia tidak
akan tinggal diam menyaksikan ambisi 9 Naga yang ingin menguasai segala sektor
di Indonesia. Bastian menganalogikan, ibarat bom waktu yang kapan saja bisa
meledak, kemarahan rakyat bisa mencapai puncaknya jika pemerintah masih tidak
peka terhadap keinginan rakyat. “Ingat musuh sembilan naga bukan seribu orang
atau sepuluh ribu orang, melainkan ratusan juta Bangsa Indonesia dari Sabang
sampai Merauke, yang menginginkan perubahan dan merasakan kemerdekaan yang
sesungguhnya. Hei sembilan naga menyerahlah, sebelum semuanya terlambat!,”
tutup Bastian. □□□